Loading...
RELIGI
Penulis: Martahan Lumban Gaol 13:01 WIB | Selasa, 29 Juli 2014

Meski Janggal, Muslim Gaza Nyaman Salat Id di Gereja

Suasana di dalam Gereja Saint Porphyrius di Kota Gaza saat ibadah jelang pemakaman Salem Paul Sweliem di dalam Gereja.Sweliem adalah salah satu korban serangan Israel ke Palestina pada November 2013 lalu. (Foto: dailymail.co.uk)

GAZA, SATUHARAPAN.COM – Umat Muslim di Kota Gaza, Palestina akhirnya dapat melaksanakan salat idul fitri dengan tenang. Pada Senin (28/7), mereka melaksanakan salat di Gereja Saint Porphyrius. Meski awalnya mengaku janggal, karena harus salat dalam ruangan tempat patung Yesus Kristus berada. Namun jemaat gereja membantu para pengungsi untuk beribadah, sehingga merasa nyaman.

"Orang-orang Kristen membawa kami. Mereka berdiri di samping kami dan memberikan tempat," kata Mahmoud Khalaf, seperti dilansir ibtimes.com, Selasa (29/7).

Menurutnya umat Kristen di Gereja Saint Porphyrius mengundang untuk beribadah di dalam gereja. Gereja itu juga menjadi tempat pengungsian bagi Khalaf dan keluarga setelah bom Israel meledakkan wilayah tempat tinggalnya di Shaaf, Gaza.

"Mereka mengundang kami untuk beribadah di dalam gereja. Saya sebelumnya tidak mengenal satu orang pun umat Kristen di sini, tapi kini kami telah menjadi saudara," kata Khalaf.

Ia juga menyampaikan bahwa umat Kristen Gaza juga sangat menghormati Muslim yang melakukan puasa di bulan Ramadan. Walau tak berpuasa, umat Kristen Gaza tidak makan-minum di depan umat Islam.

"Umat Kristen tentunya tidak berpuasa. Namun mereka menghormati kami dengan tidak makan dan minum di depan kami. Mereka juga tidak merokok saat berada di sekitar kami yang sedang puasa," ujar Khalaf.

Saat memasuki gereja, umat Nasrani akan menyambut para muslim dengan ucapan marhaban atau selamat datang. Menurut Khalaf, dia telah mengungsi selama dua pekan di gereja itu. Ritual puasa pada Ramadan pun dilakukannya di sana.

Selama Ramadan, menurut Khalaf, dia dan para pengungsi lainnya selalu melakukan salat tarawih berjemaah di dalam gereja itu.

"Hal ini mengubah pandangan saya tentang umat Kristen," kata Khalaf.

Gereja Saint Porphyrius sejauh ini telah menampung 500 pengungsi Gaza yang selamat dari baku tembak antara tentara militer Israel dan Hamas. Baku tembak yang telah berlangsung 20 hari ini, sudah menewaskan sedikitnya 1.050 warga Gaza yang sebagian besar merupakan warga sipil. Sebanyak 42 tentara dan tiga warga sipil Israel pun tewas dalam konflik ini. (ibtimes.com/thenews.com.pk)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home