Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 17:10 WIB | Rabu, 02 November 2016

Negara Demokrasi, Komnas HAM: Demo 4 November Wajar

Natalius Pigai (kiri) memberi keterangan didampingi oleh penylidik Nurjaman (kanan) terkait dengan kasus penyerangan dan perusakan rumah ibadah yang terjadi di Tanjungbalai pada akhir bulan Juli lalu. (Foto: Dok.satuharapan.com/Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM –  Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Natalius Pigai menilai sekelompok Muslim yang akan demonstrasi tanggal 4 November 2016 terkait dugaan penistaan agama yang diduga dilakukan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) adalah hal yang wajar di negara demokrasi ini.

“Para demonstrasi yang bertujuan untuk mendorong proses penegakkan hukum dugaan ada atau tidaknya tindakan penistaan agama merupakan hal yang wajar dalam negara demokrasi dan negara yang menjunjung tinggi Hukum dan Hak Asasi Manusia,” kata Natalius dalam siaran persnya di Jakarta, hari Rabu (2/11).

Menurutnya demonstrasi merupakan salah satu instrumen demokrasi dalam menyampaikan (ekspresi) hak kodrati manusia baik pikiran dan perkataan. Demonstrasi juga merupakan salah satu sarana memperjuangkan keadilan di tengah rendahnya kejujuran (fair trial) dalam sistem peradilan pidana (criminal justice system).

Namun, kata Natalius kualitas penyampaian harapan, permintaan dan tuntutan para demonstran tidak sekedar dilihat dari ungkapan atau kata-kata dan dinamika demonstratifnya tetapi apakah demonstrasi akan dilakukan secara terpimpin, terkontrol, tertib, aman dan damai.

“Sementara tugas negara khususnya kepolisian dan dibantu kesatuan lainnya hanya memastikan adanya jaminan keamanan dan ketertiban selama demonstrasi berlangsung,” kata dia.

Komnas HAM, kata Natalius, percaya dan apresiasi pernyataan Panglima TNI atas sikap menjaga kebinekaan bangsa dan integritas nasional, namun sebagai pembela kemanusiaan yang diberi tugas untuk menjaga dan mengawal demokrasi dan hak asasi manusia saya juga meminta Panglima TNI tetap menjaga agar negara tetap di kelolah dalam kedigdayaan sipil (sivilian control).

“Demikian pula Pimpinan Pusat NU, Muhammadiyah, Prabowo Subianto juga kepada Presiden Jokowi yang mampu melakukan berbagai upaya agar demonstrasi berjalan baik dan lancar,” kata dia.

Selain itu Natalius mengapresiasi sikap bijak dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai mantan presiden memiliki magnet tersendiri untuk mengukur objektivitas sebagai seorang negarawan yang berada di atas semua golongan.

Natalius juga berharap seluruh kekuatan negara harus bersatu untuk bersikap dan bertindak atas nama negara dan bangsa, karena pihaknya menduga ada indikasi pimpinan sebuah institusi negara yang memiliki kemampuan sedang berada dalam gerakan penggalangan massa dengan memiliki niat mengancam kedigdayaan sipil yang telah diperjuangkan bangsa ini.

“Kami bersama teman-teman martir yang gugur 16 tahun silam. Kami mengamati komitmen dari pimpinan ormas Islam dan umat Muslim yang akan melakukan demonstrasi secara, aman dan damai serta menolak adanya penyusupan dengan maksud dan tujuan yang melenceng dari tujuan demonstrasi yang menginginkan adanya proses hukum secara jujur dan adil,” kata dia.

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home