Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 08:46 WIB | Senin, 08 April 2024

Netanyahu Sebut Israel Bersiap Menghadapi Tanggapan Iran

Ini terkait dengan serangan Israel ke konsulat jenderal Iran di Damaskus, Suriah.
Sebuah papan iklan menampilkan potret Brigadir Jenderal Iran Mohammad Reza Zahedi yang terbunuh dengan slogan dalam bahasa Ibrani yang berbunyi, “Kamu akan dihukum,” pada tanggal 3 April 2024 di Lapangan Palestina di Teheran. (Foto; AFP/Atta Kenare)

YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada hari Kamis (4/4) berjanji untuk menanggapi upaya-upaya yang merugikan Israel, ketika negara tersebut bersiap menghadapi kemungkinan tanggapan Iran terhadap dugaan pembunuhan Israel terhadap komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran di Suriah.

Berbicara pada pertemuan kabinet keamanan segera setelah pembicaraan teleponnya dengan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, Netanyahu mengatakan “Iran telah bertindak melawan kami selama bertahun-tahun – secara langsung dan melalui proxy. Oleh karena itu, Israel bertindak melawan Iran dan proksinya – baik secara defensif maupun ofensif.”

Netanyahu menambahkan: “Kami akan tahu bagaimana membela diri, dan kami akan bertindak berdasarkan prinsip sederhana: bahwa siapa pun yang menyakiti kami atau berencana untuk menyakiti kami, akan kami buat celaka.”

Kemungkinan Iran membalas serangan udara Israel pada hari Senin (1/4) di kompleks kedutaan Iran di Damaskus telah meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya perang yang lebih luas, meskipun dua sumber Iran mengatakan kepada Reuters bahwa tanggapan Teheran akan disesuaikan untuk menghindari eskalasi.

Sebuah sumber Israel mengatakan kepada berita Channel 12 bahwa Israel akan merespons sesuai dengan serangan Iran, namun menambahkan bahwa tampaknya tidak ada pihak yang menginginkan eskalasi yang dapat mengarah pada perang habis-habisan.

Republik Islam Iran mempunyai beberapa pilihan. Mereka bisa mengerahkan proksinya yang bersenjata lengkap di Suriah dan Irak untuk melawan pasukan Amerika Serikat, menggunakan Hizbullah untuk menyerang Israel secara langsung atau meningkatkan program pengayaan uraniumnya. Hal ini akan meningkatkan kekhawatiran di kalangan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya mengenai potensi Teheran membuat bom nuklir, yang telah lama diupayakan oleh negara-negara Barat untuk dibendung.

Namun banyak diplomat dan analis mengatakan elite ulama Iran tidak menginginkan perang habis-habisan dengan Israel atau AS yang mungkin membahayakan cengkeraman kekuasaan mereka, dan lebih memilih untuk tetap menggunakan proxy untuk melakukan serangan taktis selektif terhadap musuh-musuhnya.

Mengutip pejabat Israel, situs berita Walla melaporkan bahwa Israel telah menjelaskan kepada AS bahwa jika Iran menyerang dari wilayahnya, Israel tidak punya pilihan selain merespons.

Juru Bicara IDF, Laksamana Muda Daniel Hagari, dalam pernyataan pers mengatakan Israel menanggapi setiap ancaman terhadapnya dengan serius, dan jet tempur siap menghadapi “berbagai skenario.”

“Dalam enam bulan terakhir, kita berada dalam perang multi-front. Kami meningkatkan kewaspadaan di semua arena. Kami selalu memperhatikan ancaman dan menggagalkannya, di berbagai bidang, dan berada pada tingkat kesiapan yang tinggi untuk bertahan dan menyerang. Kami terus melakukan penilaian, dan menanggapi dengan serius setiap pernyataan dan semua musuh,” katanya.

“Kami telah memperkuat kewaspadaan di unit tempur, memperkuat sistem pertahanan (udara), dan kami memiliki pesawat yang siap untuk bertahan, dan siap untuk menyerang,” kata Hagari. Dia mengatakan IDF dikerahkan “di semua perbatasan.”

“Kita tidak boleh berpuas diri, dan pada saat yang sama, penting bagi saya untuk menekankan bahwa tidak ada perubahan dalam instruksi Komando Front Dalam Negeri,” lanjut Hagari. “Perilaku bertanggung jawab Anda di rumah menyelamatkan nyawa. Satu-satunya rekomendasi saya adalah waspada dan terus mengikuti perkembangan terkini,” tambahnya.

Beberapa kota mengumumkan pada hari Kamis (4/4) bahwa mereka akan membuka tempat perlindungan bom, sebagai persiapan menghadapi kemungkinan eskalasi.

Juga pada hari Kamis, Kementerian Luar Negeri Israel membantah laporan di media Ibrani bahwa Yerusalem menutup kedutaan besar di seluruh dunia di tengah ancaman dari Iran. Menurut berita Channel 12, diplomat di beberapa kedutaan juga diperintahkan untuk tinggal di rumah pada hari Jumat (5/4).

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri mengatakan kepada The Times of Israel bahwa tidak ada kedutaan besar yang dievakuasi dan saat ini tidak ada rencana evakuasi.

Seorang diplomat Israel yang ditempatkan di luar negeri juga membantah laporan tersebut. “Saya tidak mengetahui adanya rencana evakuasi apa pun,” kata diplomat tersebut kepada Times of Israel tanpa menyebut nama.

Meskipun Israel belum mengaku bertanggung jawab atas serangan hari Senin, yang menewaskan jenderal tertinggi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran di Suriah bersama dengan wakilnya dan lima perwira IRGC lainnya, Teheran menyalahkan Yerusalem dan bersumpah akan membalas dendam. IRGC adalah kelompok teror yang ditunjuk oleh AS. (dengan ToI)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home