Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 20:55 WIB | Selasa, 28 April 2020

Nilai Uang Lebanon Jatuh, Kerusuhan Meletus di Beirut dan Tripoli

Protes di Tripoli, Lebanon di mana kantor bang dilempari bom molotov, hari Selasa (28/4). (Foto: AFP)

TRIPOLI, SATUHARAPAN.COM-Ratusan warga Lebanon yang marah mengambil bagian dalam pemakaman seorang pria muda yang tewas dalam kerusuhan semalam di kota Tripoli, wilayah utara, hari Selasa (28/4). Kerusuhan dipicu oleh jatuhnya nilai mata uang nasional, lira Lebanon, yang membuat harga makanan melonjak.

Ketika pemakaman berlangsung pada sore hari, di jalan terdekat yang dipenuhi bank, puluhan pemrotes melemparkan bom molotov, memicu kebakaran di setidaknya pada dua kantor bank. Pasukan dikerahkan cepat di daerah itu untuk mencegah kerusuhan meluas.

Kekerasan di Tripoli, kota terbesar kedua di Lebanon dengan pengangguran dan kemiskinan yang melonjak, pertama kali meletus hari Senin (27/4) malam dan berlangsung lama setelah tengah malam ketika pengunjuk rasa yang marah melemparkan bom molotov ke beberapa kantor bank dan menyebabkan kerusakan besar.

Protes juga meletus di tempat lain di Lebanon, meninggalkan banyak orang terluka dan belasan orang ditahan, menurut militer Lebanon.

Kerusuhan di Tripoli

Di Tripoli, ratusan orang berbaris dalam prosesi pemakaman untuk Fawaz Al-Samman, 27 tahun. Orang-orang bersenjata melepaskan tembakan ke udara sebagai tanda kemarahan. Tubuh lelaki itu dibawa dari rumah orangtuanya dan ditempatkan sebentar di depan bengkel sepeda motornya sebelum ia dibaringkan di pemakaman Tripoli.

Untuk menghindari lebih banyak ketegangan, tubuh Al-Samman tidak dibawa ke Nour Square, kota seperti yang direncanakan sebelumnya. Sebagian besar kekerasan telah terjadi di lapangan dan tak lama setelah pemakaman dimulai, pasukan yang dikerahkan ke daerah tersebut.

"Komando militer menyatakan penyesalan mendalam atas jatuhnya korban," kata militer, menambahkan bahwa penyelidikan telah dibuka untuk kematian Al-Samman.

Protes Anti Pemerintah

Pekan lalu, protes anti-pemerintah yang tersebar kembali dilanjutkan ketika pihak berwenang mulai mengurangi penguncian selama sepekan untuk membatasi penyebaran pandemi virus corona di Lebanon, yang telah melaporkan 710 kasus terinfeksi dan 24 kematian.

Dalam sebuah pernyataan tentang kerusuhan semalam, tentara Lebanon mengatakan bahwa "pembuat onar menyusup ke pemrotes untuk menyerang bank" juga melemparkan bom molotov dan granat ke militer, membakar kendaraan militer. Dikatakan 54 tentara terluka di seluruh negeri dan tentara menahan 13 orang.

Kantor Berita Nasional (NNA) yang dikelola pemerintah mengatakan, bentrokan di Tripoli menewaskan satu orang dan menyebabkan lebih dari 30 lainnya cedera. Di Beirut, "para penyerang" membakar mesin ATM di sebuah bank lokal pada Selasa (28/4) pagi, kata NNA.

Kemarahan publik meningkat terhadap bank-bank di Lebanon setelah mereka memberlakukan kontrol modal pada rekening orang. Selama akhir pekan, lira Lebanon mencapai rekor terendah, dengan 4.000 lira terhadap satu dolar di pasar gelap sementara nilai tukar  resmi tetap pada 1.507 lira.

Pada hari Minggu (26/4) malam, Bank Sentral Lebanon menginstruksikan pedagang valuta asing untuk tidak menjual dolar lebih dari 3.200 lira. Pada hari Senin, sebagian besar toko tidak menjual dolar, mengatakan klien yang memiliki dolar menolak untuk menukar mata uang mereka dengan harga serendah itu.

Beberapa pemilik toko ditahan, karena melanggar keputusan tersebut, mendorong pemogokan pada hari Selasa (28/4) oleh pedagang sampai tahanan dibebaskan. Dolar melonjak di pasar gelap menjadi 4.300 lira pada hari Selasa. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home