Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 15:39 WIB | Senin, 23 Mei 2016

Obama Akan Kunjungi Hiroshima, Tolak Minta Maaf pada Korban Bom Atom

Presiden AS, Barack Obama. (Foto: dok)

TOKYO, SATUHARAPAN.COM – Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, akan berkunjung ke Hiroshima, namun menolak untuk meminta maaf pada korban selamat bom atom yang dijatuhkan pasukan AS di kota itu dan Nagasaki pada Perang Dunia II.

Dalam wawancara khusus dengan televisi Jepang, NHK, Obama menyatakan keinginannya agar dunia tanpa senjata nuklir dan akan membahas tentang kengerian perang.

Obama pada hari Sabtu (21/5) berangkat untuyk kunjungan ke Vietnam dan pada hari Rabu akan menghadiri pertemuan tingkat tinggi tujuh negara kuat (G7) di kawasan Ise-Shima, dekat dengan Hiroshima, Jepang.

Kunjungke Hiroshima merupakan yang pertama dilakukan oleh Presiden AS, di mana di sana ada monumen perdamaian yang menandai digunakannya bom atom pada PD II.

Menjawab pertanyaan NHK tentang alasan dia memutuskan untuk mengunjungi Hiroshima, Obama mengatakan bahwa sekarang adalah waktu yang tepat. "G7 akan diselenggarakan dekat dengan Hiroshima dan Memorial Perdamaian. Ketika saya pertama kali mengunjungi Jepang, saya mengatakan bahwa ini adalah sesuatu yang saya pikir menarik untuk saya lakukan. Dan saya hanya memiliki beberapa bulan tersisa di kantor (kepresidenan), saya pikir itu adalah waktu yang baik bagi saya untuk merenungkan situasi perang. "

"Tujuan saya tidak hanya untuk meninjau kembali masa lalu, tapi menegaskan bahwa orang-orang yang tidak bersalah mati dalam perang, di semua sisi, bahwa kita harus melakukan segala yang kami bisa untuk mencoba untuk mempromosikan perdamaian dan dialog di seluruh dunia, kita harus terus berusaha untuk sebuah dunia tanpa senjata  nuklir. Itu adalah hal yang saya kerjakan sejak saya pertama kali menjabat," katanya seperti dikutip NHK.

Namun Obama mengatakan dia tidak berniat untuk menyampaikan permintaan maaf dalam pesannya untuk korban yang selamat akibat bom atom AS.

"Saya berpikir penting untuk mengakui bahwa di tengah-tengah perang, para pemimpin membuat berbagai keputusan. Pekerjaan sejarawan untuk mengajukan pertanyaan dan meneliti mereka, tapi saya tahu sebagai seseorang yang kini telah duduk di posisi itu selama tujuh setengah tahun terakhir, bahwa setiap pemimpin membuat keputusan yang sangat sulit, terutama dalam perang," kata Obama.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home