Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 06:16 WIB | Kamis, 17 September 2020

Palestina: Tak Ada Perdamaian Kecuali Israel Ditarik dari Wilayah Pendudukan

Presiden Palestina, Mahmoud Abbas. (Foto: dok. Reuters)

RAMALLAH, SATUHARAPAN.COM-Pemimpin Palestina, MahmOud Abbas, mengatakan bahwa hanya penarikan Israel dari wilayah pendudukan yang dapat membawa perdamaian ke Timur Tengah. Pernyataan itu dikeluarkan hari Selasa (15/9) terkait Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain yang menandatangani kesepakatan normalisasi hubungan dengan negara Yahudi itu.

"Perdamaian, keamanan dan stabilitas tidak akan dicapai di kawasan itu sampai pendudukan Israel berakhir," katanya dalam sebuah pernyataan setelah penandatanganan kesepakatan di Washington, yang dikecam oleh Palestina sebagai "pengkhianatan" terhadap perjuangan mereka.

Tanggapan dari Iran

Sementara itu, Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengatakan bahwa Uni Emirat Arab dan Bahrain akan bertanggung jawab atas 'konsekuensi' apa pun yang dihasilkan dari normalisasi hubungan mereka dengan musuh bebuyutan Teheran, Israel.

Pernyataan itu datang sehari setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan para menteri luar negeri Bahrain dan UEA menandatangani perjanjian untuk membangun hubungan diplomatik penuh pada sebuah upacara di Gedung Putih.

Berbicara pada pertemuan kabinet, Rouhani mengatakan bahwa Israel "melakukan lebih banyak kejahatan di Palestina setiap hari". "Beberapa negara di kawasan itu, rakyatnya adalah Muslim yang saleh, tetapi penguasa mereka tidak memahami agama atau utang (mereka)... kepada bangsa Palestina, kepada saudara-saudara mereka yang berbicara bahasa mereka," katanya dalam sambutan yang disiarkan televisi.

"Bagaimana Anda bisa mengulurkan tangan Anda ke Israel? Dan kemudian Anda ingin memberi mereka pangkalan di wilayah itu? Semua konsekuensi parah yang akan muncul dari ini ada pada Anda."

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan kesepakatan serupa yang ditengahi Washington akan terjadi juga antara Israel dan beberapa negara Arab. Tetapi Iran sebelumnya telah memperingatkan Bahrain bahwa kesepakatannya menjadikannya mitra bagi "kejahatan" Israel dan menuduh UEA mengkhianati dunia Muslim.

Pada 2016, Bahrain memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran dan UEA menurunkan hubungan di tengah meningkatnya ketegangan antara Arab Saudi dan Republik Islam Iran.

Bahrain yang diperintah kaum Islam Sunni telah menghadapi kerusuhan berkepanjangan di antara komunitas Syiahnya yang besar yang secara konsisten menyalahkan  Iran. (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home