Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Sotyati 17:18 WIB | Jumat, 08 April 2016

Pandan Wangi, dari Pewarna Alami hingga Penangkal Diabet

Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius, Roxb.). (commons.wikimedia.org)

SATUHARAPAN.COM – Daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius, Roxb.) merupakan komponen penting dalam tradisi masakan Indonesia, negara-negara Asia Tenggara lain, dan negara-negara Asia selatan. Sebuah tulisan di suatu situs yang mengupas tentang keanekaragaman hayati tropis menyebutkan harum pandan wangi selalu mengingatkan orang akan kehidupan di Asia Tenggara yang tenang dan tenteram.

Pandan wangi adalah tumbuhan tropis, yang di daerah penyebarannya dikenal dengan aneka nama, seperti pandan rampeh (Melayu), dua thom (Vietnam), cây cõm nếp, bai toey, bai toey hom (Thailand), hsun hmway (Burma), pandan, pandan mabango (Filipina), bān lán (Mandarin), dan nioi tako no ki (Jepang).

Di India dan sekitarnya, menurut wikipedia.org, tumbuhan ini juga memiliki aneka nama, di antaranya ramba (Tamil), biriyanikaitha (Malayalam), ambemohor pat (Marathi), rampe (Sinhala).

Aneka nama itu disatukan dengan nama ilmiah yang berlaku internasional, Pandanus amaryllifolius, Roxb. Sementara, dalam bahasa Inggris, tumbuhan ini dikenal dengan nama fragrant pandan.

Roxb adalah singkatan nama Roxburgh, lengkapnya William Roxburgh, ahli botani Skotlandia yang pertama kali mendeskripsikan pandan wangi pada 1832, dan kemudian disempurnakan oleh ahli botani Amerika, Benjamin C Stone, pada 1978.

Hingga kini, seperti dikutip dari blogs.reading.ac.uk, asal tumbuhan ini masih menjadi perdebatan. Sampai saat ini, dokumen tertulis yang ada mengenai asal tumbuhan ini adalah dokumen yang ditulis Roxburgh, yang mengatakan pandan wangi adalah tumbuhan asli Amboina, Kepulauan Maluku, Indonesia.

Pada saat ini, tumbuhan pandan wangi  biasa dijumpai di pekarangan-pekarangan rumah, atau tumbuh liar di tepi-tepi selokan yang teduh.

Pandan wangi  adalah jenis tumbuhan monokotil dari famili Pandanaceae. Tumbuhan ini memiliki akar besar dan memiliki akar tunggang yang menopang tumbuhan bila telah cukup besar.

Daunnya memanjang seperti daun palem, tersusun secara roset yang rapat, berwarna hijau pekat. Panjangnya dapat mencapai 60 cm. Beberapa varietas memiliki tepi daun bergerigi.

Manfaat dan Khasiat Obat

Ingat pandan wangi, ingat kolak. Namun, kegunaan daun pandan jauh lebih luas daripada sekadar pengharum hidangan kolak. Daun pandan wangi biasa dipakai dalam pembuatan kue atau masakan lain seperti aneka bubur. Daun pandan juga kerap dipakai sebagai pengharum sewaktu menanak nasi.

Pandan menjadi pelengkap utama menu ayam pandan, menu makanan berbahan ayam yang populer. Pandan juga menjadi bahan penting menu makanan Filipina terkenal, buko pandan fruit salad.

Aroma harum pandan yang khas terasa kuat baik pada daun segar ataupun agak kering. Selain sebagai pengharum kue, daun pandan juga dipakai sebagai sumber warna hijau makanan jika tidak ada daun suji, juga sebagai komponen hiasan penyajian makanan, dan sebagai bagian dalam rangkaian bunga di pesta perkawinan (dironce) untuk mengharumkan ruangan.

Ekstrak daun pandan yang dikemas dalam bentuk minuman, juga kemasan pandan untuk pewarna kue, kini dapat dijumpai di toko-toko.

Selain kegunaan yang sudah disebutkan di atas, berbagai referensi menyebutkan daun pandan wangi sejak dahulu dimanfaatkan sebagai obat tradisional, yaitu sebagai obat ketombe, obat penambah nafsu makan, rematik, pegal linu, rambut rontok, serta sebagai penghitam rambut.

Selain itu, tumbuhan ini digunakan sebagai antidiabetik, antioksidan, analgetik (obat sakit gigi), dan antibakteri.

Senyawa yang diketahui terkandung dalam pandan wangi adalah senyawa fenolik, alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, minyak atsiri, terpenoid, dan steroid.4-6. Pandan wangi juga diketahui memiliki khasiat sebagai antimikroba.

Penelitian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FTP Universitas Brawijaya Malang, yang dilakukan Okky Meidiana Prameswari dan Simon Bambang Widjanarko, “Uji Efek Ekstrak Air Daun Pandan Wangi terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah dan Histopatologi Tikus Diabetes Mellitus”, seperti dapat dibaca di  jpa.ub.ac.id,  mencoba mengeksplorasi khasiat antidiabetik tumbuhan pandan wangi.

Kedua peneliti membandingkan efektivitas antidiabet ekstrak air daun pandan wangi (EADPW) dengan metformin dan mengetahui senyawa bioaktif yang berperan sebagai antidiabet dalam EADPW.

Rina Marina dan Endang Puji Astuti, melalui penelitian “Potensi Daun Pandan (Pandanus amaryllifolius) dan Mangkokan (Notophanax scutellarium) sebagai Repelen Nyamuk Aedes albopictus”, yang dimuat di ejournal.litbang.depkes.go.id, meneliti potensi daun pandan, juga daun mangkokan, sebagai repelen nyamuk yang menjadi vektor demam berdarah dengue. Kedua tanaman uji tersebut mempunyai potensi sebagai repelen,  atau dapat menghalau kedatangan nyamuk Aedes albopictus, sehingga mampu menurunkan kontak inang dengan vektor DBD.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home