Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 16:43 WIB | Selasa, 19 Juli 2016

Panglima TNI: Ulama dan Santri Merupakan Kekuatan Bangsa

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. (Foto: Puspen TNI)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ancaman bangsa Indonesia luar biasa, Tentara Nasional Indonesia (TNI) tidak mampu mengatasinya sendiri. Oleh karenanya, TNI sudah menemukan bahwa yang merupakan kekuatan bangsa yang hebat itu  adalah kemanunggalan TNI, ulama dan santri.

Demikian dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, di hadapan 2.500 ulama dan santri pada Muktamar III Wahdah Islamiyah di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, hari Senin (18/7).

“Para kiai, ulama dan santri telah menjadi soko guru dan pelaku perjuangan. Sebesar apapun kekuatan TNI tidak akan sanggup melawan kekuatan musuh tanpa dukungan dari rakyat Indonesia, termasuk di dalamnya para kyai/ulama,” kata dia.

Panglima TNI juga menyampaikan bahwa sejarah telah membuktikan makna yang bisa dipetik dari peristiwa 10 November 1945, contohnya adalah bahwa perjuangan dan kepentingan mempertahankan kedaulatan negara berdimensi lintas etnis dan lintas wilayah.

“Siapapun dan dimanapun mempunyai kewajiban yang sama untuk membela bangsa dan negara Republik Indonesia,” kata dia

Peran kiai dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia memiliki andil yang sangat besar, hal ini ditunjukkan dengan adanya resolusi jihad yang dikumandangkan oleh KH. Hasyim Asyari tanggal 22 Oktober 1945. Resolusi jihad menghasilkan perlawanan yang heroik pada tanggal 10 November 1945 yang kemudian disebut Hari Pahlawan.

“Seandainya tidak ada resolusi jihad maka tidak ada perlawanan heroik, berarti tidak ada hari pahlawan, jika tidak ada perlawanan rakyat Surabaya saat itu mustahil perjalanan bangsa yang ada seperti saat ini,” kata dia.

Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI mengingatkan para ulama tentang strategi dakwah sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, yaitu tebarkan salam, jalin silaturahmi atau persaudaraan, saling menasihati, berbuat kebajikan dan cegah kemungkaran.

“Tidak ada kata-kata yang keras, tidak ada kata-kata provokasi dan tidak ada kata-kata menjelekkan orang lain, apalagi menjelekkan pemerintah,” kata dia.

Di akhir ceramahnya Panglima TNI menyampaikan pesan kepada 2.500 kiai dan da’i agar dalam melaksanakan dakwahnya selalu mengusung kepentingan Bela Negara dan Bangsa.

“Saya titipkan keutuhan NKRI kepada para ulama,” katanya.

Acara Muktamar III Wahdah Islamiyah dihadiri para kiai dan da’i dengan tema Sejuta Cinta Untuk Indonesia.(PR)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home