Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 11:35 WIB | Senin, 13 Mei 2024

Pasukan Kurdi di Suriah Serahkan Dua Militan ISIS kepada Irak

Keduanya diduga terlibat dalam kelompok yang melakukan pembunuhan massal terhadap pasukan Irak pada tahun 2014.
Kamp Al Hol, kamp utama yang menampung keluarga anggota ISIS yang ditangkap pasukan pimpinan Kurdi Suriah. (Foto: dok. AFP)

DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Pasukan pimpinan Kurdi yang didukung Amerika Serikat di Suriah telah menyerahkan ke Baghdad dua militan kelompok ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) yang dicurigai terlibat dalam pembunuhan massal tentara Irak pada tahun 2014, kata sebuah pemantau perang, hari Jumat (10/5).

Laporan yang diterbitkan oleh Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia muncul sehari setelah Badan Intelijen Nasional Irak mengatakan pihaknya telah membawa kembali tiga anggota ISIS dari luar Irak ke negaranya. Badan intelijen tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Kelompok ISIS menangkap sekitar 1.700 tentara Irak setelah merebut kampung halaman Saddam Hussein di Tikrit pada tahun 2014. Para tentara tersebut berusaha melarikan diri dari dekat Camp Speicher, bekas pangkalan AS.

Tak lama setelah merebut Tikrit, ISIS mengunggah gambar-gambar militan ISIS yang menembak dan membunuh para tentara tersebut.

Farhad Shami, juru bicara Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi, mengatakan pasukan yang didukung AS menyerahkan dua anggota ISIS ke Irak. Belum jelas dari mana pihak berwenang Irak membawa tersangka ketiga tersebut.

Pembunuhan tahun 2014, yang dikenal sebagai pembantaian Speicher, memicu kemarahan di seluruh Irak dan sebagian memicu mobilisasi milisi Syiah dalam perang melawan ISIS, sebuah kelompok ekstremis Sunni.

Irak selama beberapa tahun terakhir telah mengadili dan kemudian mengeksekusi puluhan anggota ISIS atas keterlibatan mereka dalam pembantaian Speicher.

Observatorium tersebut mengatakan kedua anggota ISIS tersebut termasuk di antara 20 orang yang ditangkap baru-baru ini dalam operasi gabungan dengan koalisi pimpinan AS di kota Raqqa, Suriah utara, yang pernah menjadi ibu kota kekhalifahan yang dideklarasikan sendiri oleh kelompok ISIS.

Meskipun mereka kalah di Irak pada tahun 2017 dan di Suriah pada bulan Maret 2019, sel-sel tidur ekstremis masih aktif dan melakukan serangan mematikan terhadap SDF dan pasukan pemerintah Suriah.

Shami mengatakan sebuah mobil yang dilengkapi bahan peledak dan dikemudikan oleh seorang penyerang bunuh diri pada hari Jumat (10/5) malam mencoba menyerbu sebuah pos pemeriksaan militer Dewan Militer Deir el-Zour, sebuah faksi mayoritas Arab yang merupakan bagian dari SDF, di desa Shuheil, Suriah timur. Shami mengatakan bahwa ketika penjaga mencoba menghentikan mobil tersebut, penyerang meledakkan dirinya dan menewaskan tiga pejuang dukungan AS.

Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, namun serangan tersebut mirip dengan ledakan sebelumnya yang dilakukan oleh militan ISIS.

SDF menahan lebih dari 10.000 pejuang ISIS yang ditangkap di sekitar dua lusin fasilitas penahanan, termasuk 2.000 orang asing yang negara asalnya menolak untuk memulangkan mereka. Pasukan tersebut mengatakan para pejuang dari sekitar 60 negara telah memasuki Suriah beberapa tahun lalu dan ditangkap dalam pertempuran.

Pihak berwenang Kurdi di timur laut Suriah mengatakan mereka akan mengadili para tahanan ISIS, meskipun tidak jelas kapan persidangan tersebut akan dimulai. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home