Loading...
RELIGI
Penulis: Melki Pangaribuan 06:09 WIB | Kamis, 13 Februari 2020

Paus Tolak Tahbiskan Pria Menikah sebagai Imam di Amazon

Paus Fransiskus menghadiri saat hening di Peace Memorial Park, di Hiroshima, Jepang, Minggu (24/11/2019). (Foto: Reuters).

VATICAN CITY, SATUHARAPAN.COM - Paus Fransiskus, mengambil salah satu keputusan terpenting pada Rabu (12/2), dengan menolak proposal untuk mengizinkan beberapa pria yang sudah menikah ditahbiskan guna mengatasi kekurangan jumlah imam di wilayah Amazon.

Rekomendasi yang diajukan oleh para uskup Amerika Latin tahun lalu, telah mengejutkan kaum konservatif di Gereja Katolik Roma yang beranggotakan 1,3 miliar orang, yang khawatir hal itu dapat menyebabkan perubahan dalam komitmen berabad-abad untuk selibat di antara para imam.

Paus menyampaikan tanggapannya dalam sebuah Peringatan Apostolik, tiga bulan setelah usul itu disetujui oleh 128 suara melawan 41 suara di sebuah pertemuan kontroversial, atau sinode, oleh para uskup Katolik Roma di Vatikan.

Nasihat Apostolik digunakan untuk mengajar dan mendorong umat beriman Katolik tetapi tidak mendefinisikan doktrin Gereja.

Dokumen setebal 32 halaman, yang dirilis pada Rabu, bahkan tidak menyebutkan proposal itu, yang diperuntukkan bagi diakon yang sudah menikah yang sudah terbukti sebagai pemimpin komunitas Katolik yang terpencil dan memiliki keluarga yang stabil, untuk ditahbiskan sebagai imam.

Kaum konservatif menolak keras, takut bahkan perubahan itu akan mengarah ke kemungkinan imamat bagi pria menikah di seluruh gereja. Mereka menyebut dokumen kerja pra-sinode sebagai sesat.

Dalam apa yang beberapa orang anggap sebagai seruan dengan waktu yang strategis kepada Paus Fransiskus untuk tidak menyetujui proposal Amazon, sebuah buku yang diterbitkan bulan lalu oleh kaum konservatif gereja membela tradisi selibat imam.

"From Depths of Our Hearts" ditulis bersama oleh Kardinal Robert Sarah dan mantan Paus Benediktus, meskipun pendahulu Fransiskus itu kemudian melepaskan diri dari proyek tersebut.

Para pejabat Vatikan mengatakan paus menyelesaikan dokumen pada 27 Desember, sebelum kontroversi buku itu, dan menyerahkannya untuk diterjemahkan. Mereka mengatakan tidak ada perubahan yang dilakukan setelah itu.

Dalam Nasihat, Paus asal Argentina yang berusia 82 tahun itu  menulis, cara-cara baru harus ditemukan untuk mendorong lebih banyak imam untuk bekerja di wilayah terpencil, dan memungkinkan peran yang diperluas untuk umat awam dan diakon permanen, yang lebih banyak dibutuhkan umat di Amazon.

Diakon, seperti imam, ditahbiskan sebagai pelayan. Mereka dapat berkhotbah, mengajar, membaptis, dan menjalankan paroki, tetapi mereka tidak dapat memimpin misa. Pria yang sudah menikah dapat menjadi diakon.

Karena hanya imam yang dapat mengadakan misa, orang-orang di setidaknya 85 persen desa di Amazon tidak dapat menghadiri liturgi setiap minggu dan beberapa tidak dapat melakukannya selama bertahun-tahun.

"Kebutuhan mendesak ini menuntun  saya untuk mendorong  semua uskup, terutama mereka di Amerika Latin ... untuk lebih murah hati dalam mendorong mereka yang menampilkan panggilan misionaris untuk memilih wilayah Amazon," tulisnya.

Paus menggunakan tiga bab pertama dalam dokumen untuk membela hak-hak dan warisan masyarakat adat dan lingkungan di Amazon, yang harus dilindungi karena peran vitalnya dalam mitigasi pemanasan global.

Kalangan konservatif khawatir jika Paus Fransiskus menerima proposal itu, daerah lain yang juga kekurangan imam akan mengikuti, bahkan di negara maju seperti Jerman, di mana masalah ini sedang dibahas. (Reuters)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home