Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 09:26 WIB | Rabu, 27 Mei 2015

Pebulu Tangkis Siap Tanding di Indonesia Open 2015

Salah satu andalan tunggal putri bulu tangkis Indoensia, Hanna Ramadhini. (Foto: badmintonindonesia.org).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Para pebulu tangkis menyatakan siap berlaga di kejuaraan bergengsi yang menjadi salah satu agenda BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), BCA Indonesia Open Super Series Premier 2015.

 “Saya sudah melakukan persiapan yang terbaik jelang turnamen ini, termasuk latihan intensif. Tiap jelang pertandingan besar pasti latihannya berat. Jadi di pertandingan harus siap,” kata salah satu andalan tunggal putri Indonesia, Hanna Ramadini saat konferensi pers BCA Indonesia Open Super Series Premier 2015 di Hotel Kempinski, Senin (25/5), Jakarta.

Hanna yang tahun ini genap berusia 20 tahun, berharap dapat menampilkan kemampuan terbaiknya di hadapan publik sendiri. Pemain spesialis tunggal putri yang kini duduk di peringkat 59 dunia ini menyadari bahwa atmosfer persaingan di turnamen bintang lima ini sangat kental, ia pun ingin fokus pada tiap pertandingan terlebih dahulu. Kejuaraan bergengsi yang menawarkan hadiah total Rp. 10 Miliar ini bakal dihelat di stadion Istora Senayan, 2-7 Juni 2015 mendatang.

“Mengenai target, saya mau fokus satu demi satu pertandingan dulu. Saya harus berjuang dari babak kualifikasi dan bertemu senior sendiri yang rangkingnya masih diatas saya,” tutur pemain asal klub Mutiara Cardinal Bandung ini.

Sementara itu andalan ganda putra Angga Pratama dan Ricky Karanda Suwardi mengaku melakukan persiapan khusus, apalagi mereka bersemangat setelah berhasil meraih gelar juara pertama kali pada Singapore Open Super Series yang berlangsung akhir bulan lalu.

“Tentu saja gelar di Singapura membuat kami lebih percaya diri. Apalagi sebagai tuan rumah yang bertanding di kandang sendiri, kami mau tampil maksimal,” kata Angga.

Senada dengan rekannya, Ricky pun mengatakan punya rasa percaya diri yang lebih tinggi usai naik podium di Singapura. Pemain asal klub Mutiara Cardinal Bandung ini pun berharap dapat memenuhi target dan ekspektasi pelatih dan pengurus PBSI yang telah ditetapkan kepada mereka.

“Saya merasa gelar di Singapura itu menjadi bekal buat kami. Sekarang kami merasa lebih yakin. Kami sih maunya juara lagi di Indonesia Open,” kata Ricky.

Ketua Umum PBSI Gita Wirjawan menyebut walau beberapa negara dianggap saingan dalam berat, “Kalau para pebulu tangkis muda diberikan kesempatan dan jam terbang, saya rasa mereka sangat menjanjikan,” kata Gita.  

Tuan rumah Indonesia tanpa gelar di kejuaraan bergengsi BCA Indonesia Open Super Series Premier 2014 setelah satu-satunya wakil Indonesia di Final yakni pasangan ganda putra Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan gagal menunjukkan kemampuan terbaiknya.

Meski dengan status unggulan pertama, pasangan Hendra-Ahsan harus mengakui keunggulan pasangan asal Korea Selatan, Lee Yong Dae-Yoo Yeon Seong di Istora Senayan Jakarta, Minggu, dengan skor 15-21, 17-21.

Dengan kekalahan ini selain memupus keinginan tuan rumah meraih kesempatan salah satu juara juga memperpanjang rekor pertemuan kedua pasang pemain itu menjadi 5-1 untuk keunggulan pasangan asal Negeri Gingseng itu.

Bagi Indonesia, tanpa gelar di Indonesia Open sudah menjadi kebiasaan. Sebelumnya pada tahun 2009, 2010 dan 2011 hasil yang sama juga terjadi. Untuk 2012 satu gelar bisa didapat lewat Simon Santoso dan 2013 lewan Hendra-Ahsan.

Sementara itu bagi pemain Korea Selatan, Lee Yong Dae, hasil terbaik ini adalah untuk yang ketiga kalinya dengan pasangan yang berbeda. Gelar terbaik sebelumnya didapat pada 2009 dan 2012. (badmintonindonesia.org/Ant/Wikipedia.org).

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home