Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 12:55 WIB | Jumat, 02 September 2022

Pemerintah Akan Tambah Tujuh Lab Pemeriksaan Hipotiroid Kongenital

Hipotiroid Kongenital. (Foto ilustrasi: dok. Ist)

BANDUNG, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan Kemenkes akan menambah tujuh laboratorium pemeriksa SHK (Skrining Hipotiroid Kongenital), agar cakupan pemeriksaan lebih luas.

Dante mengatakan, kelainan hormon tiroid atau Hipotiroid Kongenital (HK) pada bayi lahir berisiko tinggi menyebabkan masalah kesehatan serius. Untuk itu diperlukan penanganan sedini mungkin, mengingat hormon tiroid memiliki peran penting untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak.

''Kalau anak-anak memiliki hormon tiroid normal maka pertumbuhan dan perkembangannya akan berlangsung dengan baik dan optimal. Tinggi badan dan berat badannya cukup, kecerdasannya juga bagus,'' kata Wamenkes.

Gangguan hormon tiroid dapat menganggu perkembangan dan pertumbuhan terutama pada saraf otak anak. Akibatnya anak tidak akan tumbuh optimal, cenderung pendek dan berat badan kurang. Penemuan kasus dan pengobatan yang terlambat dapat menyebabkan anak mengalami kecacatan maupun keterbelakangan mental.

Untuk itu, diperlukan Skrining Hipotiroid Kongenital (SKH) sesegera mungkin agar pemberian pengobatan pada anak bisa segera diberikan. Pemberian terapi sebelum anak berusia satu bulan dapat mencegah terjadinya kerusakan pada saraf otak, sehingga anak dapat tumbuh dengan baik.

Pemeriksaan hormon tiroid pada anak dilakukan dengan pengambilan 2-3 tetes sampel darah yang diambil dari tumit bayi yang berusia 48 sampai 72 jam oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.

Tambah Tujuh Laboratorium

Di Indonesia, pelaksanaan SHK telah dimulai sejak tahun 2003 melalui kerja sama antara Kementerian Kesehatan dengan RSHS Bandung dan RSCM Jakarta untuk melakukan uji skrining hipotiroid kongenital.

Implementasi SHK sampai dengan tahun 2020, terdata lebih dari 4000 fasyankes telah melaksanakan SHK dengan pemeriksaan laboratorium di empat RS vertikal di antaranya RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, RSUP Dr. Hasan Sadikin, RSUP dr. Sardjito dan RSUD dr. Soetomo.

Capaian tersebut, kata Wamenkes masih belum optimal karena belum semua fasyankes di semua Kabupaten/Kota menerapkan pemeriksaan HK.

Guna meningkatkan cakupan pelayanan SHK, Kemenkes tahun ini juga akan menambah tujuh laboratorium pemeriksa SHK yaitu RSUP Karyadi Semarang, RSUP Adam Malik Medan, RSUP Dr M Djamil Padang, RSUP M Hoesin Palembang, RSUP Prof Dr IG Ngoerah Denpasar, RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar, dan RSUP Dr R.D Kandouw, Manado.

''Sekarang baru ada empat lab yang bisa melakukan pemeriksaan SHK. Dengan keinginan kita untuk melakukan pemeriksaan kepada seluruh bayi baru lahir, maka kita perlu meningkatkan jumlah laboratorium dari empat laboratorium menjadi 11 laboratorium,'' kata Wamenkes.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home