Loading...
MEDIA
Penulis: Eben E. Siadari 23:23 WIB | Senin, 11 Januari 2016

Pemerintah Teliti Dampak Kerjasama CNBC dengan Trans TV

Menkominfo Rudiantara (kedua dari kiri menghadap kamera) ketika mendampingi Presiden Joko Widodo (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Telekomunikasi dan Informasi, Rudiantara, mengatakan pemerintah akan mempelajari dampak kerjasama perusahaan televisi Amerika Serikat, CNBC dengan PT Trans Media Corpora (Trans TV), perusahaan televisi milik taipan Chairul Tanjung.

Pemerintah, kata Rudiantara, akan meneliti pengaruh kerjasama yang ditandatangani di Jakarta, hari Senin (11/1) tersebut, terhadap pasar, sebelum mengambil tindakan sebagai respons terhadap rencana ekspansi perusahaan asal AS itu. Selain menyediakan jasa siaran televisi, CNBC juga menggeluti jasa streaming video dan film on demand melalui Netflix Inc.

Rudiantara, sebagaimana dikutip oleh dealstreetasia.com, mengatakan pihaknya akan berkonsultasi dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk meneliti konten yang disediakan oleh Netflix dan pengaruhnya terhadap masyarakat.

"Jika kerugian lebih besar daripada keuntungan, maka sesuatu harus dilakukan untuk memperbaikinya. Kita harus mempelajari masuknya Netflix ke Indonesia secara hati-hati karena kita juga tidak ingin menghambat teknologi demi kepentingan publik," kata dia.

PT Trans Media Corpora hari ini (11/1) mengumumkan kerjasama strategis dengan CNBC untuk mendirikan perusahaan patungan CNBC Indonesia.

Dikatakan, CNBC Indonesia akan membawa konten yang mengacu pada strategi pasar CNBC yaitu untuk memanfaatkan perkembangan komunitas bisnis yang bertumbuh di Indonesia.

Mark Hoffman, chairman CNBC datang ke Jakarta dan menandatangani perjanjian kerjasama. Sedangkan dari pihak Trans Media penandatangannya adalah Chairul Tanjung selaku chairman.

Peluncuran jasa siaran televisi dan digital dari kerjasama ini diharapkan  diumumkan akhir tahun ini.

Menurut Hoffman, kolaborasi dengan Trans Media merupakan tambahan yang sangat kuat bagi strategi kemitraan yang dikembangkan oleh CNBC di negara-negara emerging market.

“Kami sangat gembira dapat membaca proposisi konten CNBC yang unik kepada jutaan penduduk Indonesia dalam bahasa mereka sendiri," kata Hoffman. Ia mengharapkan kerjasama ini akan  membuka lebih jauh pintu masuk bagi bisnis dan keuangan internasional ke Indonesia.

“Tujuan utama CNBC Indonesia adalah memfasilitasi percakapan bisnis global dalam Bahasa Indonesia, untuk mendidik kelas menengah kita, dan memfasilitasi aliran informasi yang lebih baik untuk pengambilan keputusan. Ini akan membantu merealisasikan secara penuh potensi pasar modal dan bisnis, mempercepat pembangunan ekonomi Indonesia," kata Chairul Tanjung.

Menurut Rudiantara, CNBC melalui Netflix Inc jelas akan membawa pengaruh bagi
industri hiburan berbasis internet di Tanah Air. Oleh karena itu pihaknya akan meminta saran dari Menteri Kebudayaan dan Pendidikan untuk melihat  konten yang tersedia di Netflix dengan tujuan mengukur dampaknya terhadap masyarakat.

Rudiantara sendiri yakin bahwa infrastruktur internet Indonesia akan siap, terutama  jaringan mobile broadband, untuk mendukung layanan seperti yang disajikan Netflix.

Netflix Indonesia menawarkan tarif Rp 109.000 per bulan untuk layanan dasar, Rp 139.000 untuk layanan standar dan Rp 169.000 untuk jasa premium.

Netflix didirikan pada 1997 dengan kantor pusat di Los Gatos, California. Pada tahun 2007 perusahaan ini menjadi buah bibir karena berhasil menjual miliaran dvd AS.Layanan on-demand streamin perusahaan ini belakangan kerap dianggap penyebab bangkurtnya perusahaan waralaba rental video seperti Blockbuster.

Saat ini Netflix telah tersedia di 60 negara di seluruh dunia dan menargetkan menjadi 200 negara pada akhir 2016.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home