Pemimpin Gereja Maronit Meratapi Politisi Lebanon Tak Mampu Atasi Krisis
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Patriark Gereja Maronit Lebanon, Bechara Boutros Al-Rai, meratapi ketidakmampuan politisi senior negara itu untuk menyetujui pemerintah ketika negara itu semakin tenggelam dalam keruntuhan keuangan.
“Kami tidak punya roti, kami tidak punya obat, kami tidak punya bahan bakar, tunggu apa lagi?” kata Al-Rai setelah pertemuan dengan Presiden Michel Aoun, hari Rabu (2/6).
Perdana Menteri yang ditunjuk, Saad Hariri, dan Aoun telah berselisih mengenai posisi kabinet sejak bulan Oktober, menghambat pembentukan pemerintah yang sangat dibutuhkan untuk memberlakukan reformasi dan membuka bantuan asing.
Lebanon tidak memiliki pemerintahan sejak kabinet Hassan Diab mengundurkan diri setelah ledakan pelabuhan Beirut Agustus lalu. Pemerintahan Diab bekerja dalam kapasitas sementara.
Harapan terobosan apa pun setelah kunjungan Al-Rai ke istana kepresidenan pada hari Rabu pupus setelah Hariri dan Aoun masing-masing mengeluarkan pernyataan yang mengkritik satu sama lain.
Aoun menuduh Hariri mencoba melampaui kekuasaannya sementara Hariri mengatakan presiden berada di bawah kekuasaan menantunya dan politisi kuat, Gebran Bassil.
“Negara ini membutuhkan keselamatan; tidak perlu perang verbal,” kata Al-Rai. "Saling menghormati, hinaan tidak berarti apa-apa, mereka hanya memperkeruh air."
Al-Rai berbicara menjelang rencana kunjungan ke Vatikan untuk bertemu Paus Fransiskus pada 1 Juli. Paus Fransiskus, yang telah berjanji untuk mengunjungi Libanon jika para politisi yang berselisih menyetujui pemerintahan baru, bertemu dengan para pemimpin Kristennya untuk membahas krisis ekonomi yang memburuk di negara itu. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
NASA Tunda Misi Sains Baru ke Mars
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - NASA pada Jumat (6/9) mengatakan bahwa pihaknya telah memutuskan untuk m...