Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 12:13 WIB | Kamis, 01 Juli 2021

Pemimpin Kristen Lebanon Bertemu Paus di Vatikan

Monsignor Leonardo Sapienza, Paus Fransiskus dan seorang imam Lebanon yang memegang bendera Lebanon berdoa untuk Lebanon selama audiensi publik terbatas Paus di halaman San Damaso di Vatikan pada 2 September 2020. (Foto: dok. AFP)

VATIKAN, SATUHARAPAN.COM-Paus Fransiskus akan bertemu dengan sepuluh pemimpin Kristen Lebanon hari Kamis (1/7) untuk merenungkan situasi ekonomi dan politik yang mengerikan di negara mereka.

Para pemimpin itu akan tinggal di wisma Santo Martha di Vatikan, di mana Paus sendiri tinggal, sebelum mengambil bagian dalam apa yang dia sebut sebagai “hari doa dan refleksi khusus di Lebanon”. Dan Pasus Fransiskus sendiri pernah menyatakan ingin mengunjungi Lebanon.

"Saya mengundang Anda semua untuk bergabung secara spiritual bersama kami, berdoa agar Lebanon dapat pulih dari krisis serius yang sedang dialaminya dan menunjukkan kepada dunia sekali lagi wajah perdamaian dan harapannya," cuit Paus Fransiskus pada hari Rabu (30/6).

Paus telah berulang kali memanjatkan doanya untuk orang-orang Lebanon, yang jatuh ke dalam krisis akibat situasi politik yang diperparah oleh ledakan besar di Beirut tahun lalu yang menewaskan lebih dari 200 orang dan merusak sebagian kota Mediterania itu.

Lebih dari sekali, Paus Fransiskus telah menyatakan keinginannya untuk mengunjungi Lebanon, yang dia gambarkan sebagai “contoh pluralisme di Timur dan Barat” tetapi yang dia katakan menghadapi tantangan yang “mengancam keberadaan negara ini”.

Kunjungannya "mungkin" dilakukan pada akhir tahun 2021 atau awal 2022, namun lebih disukai setelah pemerintahan baru Lebanon dibentuk, menurut Uskup Agung Paul Richard Gallagher, menteri luar negeri de facto di kepausan.

Vikaris patriarki Maronit Samir Mazloum mengatakan kepada AFP bahwa pertemuan hari Kamis akan fokus pada emigrasi kaum muda dan dampak krisis terhadap sekolah, rumah sakit, keluarga, dan ketahanan pangan.

Saat ini “50 hingga 60 persen anak muda kita tinggal di luar negeri, hanya ada orang tua dan anak-anak yang tersisa,” keluhnya, mencatat tingginya pengangguran dan jatuhnya nilai mata uang lokal.

Di antara mereka yang menghadiri pembicaraan dengan Vatikan adalah Patriark Maronit Beshara Rai, yang secara blak-blakan mengkritik korupsi oleh kelas politik di Lebanon.

Hari bersama paus “akan menjadi langkah penting untuk membantu Lebanon tetap menjadi rumah bagi kemitraan Kristen-Muslim,” katanya kepada harian berbahasa Prancis L'Orient-Le Jour.

Lebanon mengakui 18 sekte agama resmi dan 128 kursi parlemennya dibagi rata antara Muslim dan Kristen.

Untuk peserta lain, Cesar Essayan, vikaris apostolik di Beirut, mengatakan, “Lebanon berada di tengah krisis identitas” dengan korupsi menjangkau semua sektor masyarakat, termasuk agama. Ini adalah momen yang sangat penting bagi kami,” katanya dalam konferensi pers online. (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home