Penelitian: 2.400 Anak Ukraina Dibawa Oleh Rusia ke Belarusia
SATUHARAPAN.COM-Lebih dari 2.400 anak-anak dari Ukraina berusia antara enam dan 17 tahun telah dibawa ke 13 fasilitas di Belarusia sejak invasi Rusia ke Ukraina, menurut penelitian yang diterbitkan oleh Universitas Yale pada hari Kamis (16/11).
Jaksa Agung Ukraina mengatakan pada bulan Mei bahwa ia sedang menyelidiki dugaan peran Belarusia dalam pemindahan paksa lebih dari 19.000 anak-anak yang teridentifikasi dari wilayah pendudukan Rusia sejak konflik pecah, termasuk ke Rusia.
Jumlah totalnya diperkirakan oleh beberapa ahli dan organisasi jauh lebih tinggi.
Temuan Laboratorium Penelitian Kemanusiaan di Yale School of Public Health, yang menerima dana dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, dan dibagikan kepada Reuters adalah temuan paling luas hingga saat ini mengenai dugaan peran Belarusia dalam program relokasi Rusia terhadap anak-anak Ukraina.
Rusia sebelumnya telah mengatakan bahwa mereka menawarkan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang ingin meninggalkan Ukraina secara sukarela dan menolak tuduhan kejahatan perang.
Layanan pers Komisaris Hak Anak Rusia, yang mengawasi relokasi anak-anak dari wilayah pendudukan Ukraina, dan Kementerian Luar Negeri Belarusia tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai penelitian tersebut.
“Pengungkapan keterlibatan Belarusia ini adalah bagian dari kampanye lebih luas yang diarahkan oleh Rusia,” kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan. “Amerika Serikat akan terus mengupayakan akuntabilitas bagi aktor-aktor yang terlibat dalam pelanggaran yang terkait dengan perang Rusia melawan Ukraina.”
Di antara temuan utama yang dirinci dalam laporan setebal 39 halaman tersebut adalah bahwa anak-anak telah diangkut dari setidaknya 17 kota di wilayah Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia di Ukraina, yang digambarkan oleh para peneliti Yale sebagai praktik yang berkelanjutan.
Lebih dari 2.000 anak yang diidentifikasi Yale diangkut ke pusat anak-anak Dubrava di wilayah Minsk, Belarusia antara September 2022 dan Mei 2023, katanya, sementara 392 anak dibawa ke 12 fasilitas lainnya.
“Upaya sistematis Rusia untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, mengangkut, dan mendidik kembali anak-anak Ukraina telah difasilitasi oleh Belarusia,” kata laporan itu.
“Pemerintah federal Rusia dan rezim Belarusia telah bekerja sama untuk mengoordinasikan dan mendanai perpindahan anak-anak dari Ukraina yang diduduki Rusia melalui Rusia ke Belarusia.”
Transportasi ke Belarusia melalui Rusia “pada akhirnya dikoordinasikan” antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko, tambahnya.
Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag mengeluarkan surat perintah penangkapan Putin pada bulan Maret. Mereka menuduh dia dan Komisaris Hak Anak, Maria Lvova-Belova, melakukan kejahatan perang dengan mendeportasi ratusan anak dari Ukraina secara ilegal.
Membawa anak-anak di bawah usia 18 tahun melintasi perbatasan tanpa persetujuan orang tua atau wali dilarang berdasarkan hukum humaniter internasional.
Jaksa kejahatan perang Ukraina mengatakan mereka sedang menyelidiki deportasi tersebut sebagai potensi genosida.
Konvensi Genosida menetapkan lima tindakan yang masing-masing dapat dianggap sebagai kejahatan, jika dilakukan dengan tujuan genosida, termasuk pemindahan paksa anak-anak keluar dari kelompoknya.
Kementerian Luar Negeri Ukraina dan Kantor Kejaksaan Agung, yang mengawasi investigasi kejahatan perang, tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Lukashenko menyetujui penggunaan organisasi negara untuk mengangkut anak-anak dari Ukraina ke Belarusia dan membiayai transportasi mereka, kata laporan Yale. Setibanya di Belarusia, anak-anak menjalani pelatihan militer dan pendidikan ulang, katanya.
Tidak jelas berapa banyak anak-anak yang diidentifikasi oleh penelitian Yale yang masih tinggal di Belarusia. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Faktor Penyebab Telat Bicara pada Anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pengurus Unit Kerja Koordinasi Tumbuh Kembang dan Pediatri Sosial Ikatan ...