Penembakan di Tennessee Tewaskan Satu Orang
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Sebuah penembakan yang berhubungan dengan pertikaian akibat permainan dadu menewaskan satu orang dan melukai tiga lainnya di Tennessee State University, Tennessee, Amerika Serikat, kata polisi setempat hari Jumat (23/10).
Sebuah pistol ditemukan di lokasi kejadian namun belum ada orang yang ditangkap. Insiden itu terjadi pada Kamis (22/10) malam di lapangan Floyd-Payne Campus Center di Nashville, Tennessee, ketika percekcokan akibat permainan dadu berubah menjadi baku hantam, kata kepolisian setempat.
Korban tewas adalah pria berusia 19 tahun yang diduga bukan seorang siswa di universitas tersebut. Dia belum diidentifikasi.
Polisi mengatakan bahwa dua mahasiswi berusia 18 tahun – “yang kebetulan melintas dan tidak bersalah” – dirawat di rumah sakit, dengan salah satunya dalam kondisi stabil dan diperkirakan bisa pulih total. Satu lainnya sudah diperbolehkan pulang.
Seorang mahasiswi lainnya, juga berusia 18 tahun, mengalami “luka goresan ringan” dan tidak membutuhkan perawatan medis.
Para saksi mata diminta menyerahkan rekaman ponsel kepada polisi guna membantu mencari tersangka.
Beberapa waktu lalu Penembakan secara masal terjadi di sebuah kampus di negara bagian Oregon yang menewaskan 13 orang dan melukai 20 orang, menurut laporan awal dari polisi negara bagian tersebut.
Penembakan tersebut terjadi di Gedung Sains Umpqua Community College di Kota Roseburg, Oregon pada hari Kamis (1/10).
Pemerintah Obama sudah sejak lama menggalakkan penertiban kepemilikan senjata api. Namun, upayanya ternyata mendapat banyak hambatan dari parlemen yang telah termakan lobi perusahaan pembuat senjata.
Obama juga menggunakan kesempatan ini untuk memuluskan upayanya untuk mengevaluasi kepemilikan senjata api.
Obama menyerukan pada para pemilik senjata api yang menggunakannya untuk berburu, olahraga atau perlindungan mempertanyakan apakah para pelobi senjata mewakili pandangan mereka.
Dia tidak secara langsung menyebutkan Asosiasi Senapan Nasional, perkumpulan perusahaan senjata yang gencar melobi anggota parlemen di Washington, namun pernyataannya jelas pada kelompok itu.
Bersama dengan Wakil Presiden Joe Biden, Obama telah mendesak reformasi kepemilikan senjata api setelah penembakan di sekolah Sandy Hook, Connecticut, yang menewaskan 28 orang. Namun upaya Obama gagal di parlemen. (AFP/Ant)
Editor : Bayu Probo
Polri Terima 18 Personel Penyandang Disabilitas
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen...