Pengamanan Upacara Pelantikan Donald Trump Ditingkatkan
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Pelaku penembakan tunggal, serangan menggunakan truk dan drone yang dipasang senjata adalah risiko yang dianggap signifikan oleh badan-badan keamanan ketika hampir satu juta orang bersiap berkumpul di Washington pada Jumat (13/1) untuk pelantikan Presiden Donald Trump.
Setelah warga Tunisia yang terinspirasi ekstremis di Eropa menewaskan puluhan orang dalam dua serangan truk pada tahun lalu, pemerintah Amerika Serikat (AS) mengambil langkah-langkah khusus untuk mencegah kejadian serupa terjadi di ibu kota AS tersebut.
"Kami tahu tidak ada ancaman khusus yang nyata" terhadap upacara pelantikan itu, kata Menteri Keamanan Dalam Negeri Jeh Johnson kepada para wartawan di sebuah fasilitas komunikasi di sebelah barat ibu kota, tempat hampir 50 badan AS mengkoordinasi keamanan untuk acara itu, Minggu (15/1).
Meski, Washington tetap waspada dari rencana serangan ISIS dan Al Qaeda, beberapa tahun terakhir negara tersebut lebih rentan terhadap rencana serangan yang dilancarkan oleh warga-warga mereka sendiri, yang terinspirasi, namun tidak terkait langsung dengan para ekstremis di luar negeri, kata para pejabat.
Namun, "lingkungan teroris global sangat berbeda dari 2013," ketika Presiden Barack Obama dilantik untuk periode jabatan kedua, tambahnya.
"Kami khawatir tentang para ekstremis dalam negeri, ekstremis yang lahir di dalam negeri, tindakan radikalisasi diri," ujarnya.
Sekitar 28.000 personel keamanan -- termasuk anggota Keamanan Kepresidenan, Garda Nasional, FBI serta polisi setempat -- akan dikerahkan untuk mengamankan acara tersebut, kata Johnson. (AFP)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Vladimir Putin Menyetujui Anggaran Militer Rusia Tahun 2025-...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah menyetujui anggaran yang difokuskan pa...