Loading...
INDONESIA
Penulis: Martahan Lumban Gaol 00:31 WIB | Senin, 12 Mei 2014

Pengamat: Koalisi Ideologis PDIP-PKB Merupakan Strategi Populis

Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar (depan kanan) dan Calon Presiden RI dari PDIP, Joko Widodo, di Kantor DPP PKB, Jakarta. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indria Samego, menilai pernyataan Joko Widodo (Jokowi) usai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menjalin koalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa, merupakan strategi populis menjelang Pemilu Presiden 2014, 9 Juli mendatang.

Usai PKB memutuskan berkoalisi dengan PDIP, Sabtu (10/5), Calon Presiden Republik Indonesia 2014 dari PDIP, Joko Widodo (Jokowi), menyatakan bahwa koalisi kedua partai tidak berdasarkan kesepakatan bagi-bagi kursi, melainkan kesepahaman ideologi.

“Strategi yang mungkin dianggap lebih populis dan diharapkan bisa meningkatkan elektabilitas elite politik PDIP, PKB, dan Nasdem. Sebab, elektabilitas Jokowi dan pesaingnya, Prabowo tidak jauh berbeda. Karena itu, PDIP mencari metode yang paling pas untuk meyakinkan publik,” kata Indria, seperti dilansir dari bbc.co.uk.

Strategi tersebut, diprediksi akan berjalan efektif bila memang pernyataan Jokowi dapat dibuktikan.

“Kalau janji itu ditepati, publik akan respek. Sebab, dalam sejarah koalisi, mulai dari Megawati hingga Susilo Bambang Yudhoyono, terlihat fenomena koalisi tidak lebih dari “dagang sapi”. Artinya, dukungan akan disertai dengan persyaratan,” Indria menambahkan.

Berdasarkan Konsep Trisakti

Sementara itu, juru bicara PDIP, Eva Sundari, menegaskan bahwa sejak awal PDIP dan PKB tidak mengungkit wacana pembagian kekuasaan atau kursi menteri dalam kabinet, jika Jokowi terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia periode 2014-2019.

Menurutnya, PDIP mengajukan konsep Trisakti yang diusung mantan Presiden Soekarno, yakni berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang budaya.

“Yang kita ajukan platform politik. Setuju atau tidak dengan Trisakti? Kalau setuju, mari kita gabung. Begitu cara berpikirnya. Bukan berapa posisi menteri yang bisa akan didapat? Soal itu, wewenang Pak Jokowi. Biar dia yang menentukan nanti,” Eva menuturkan.

Berdasarkan rekapitulasi penghitungan hasil perolehan suara Pemilu 2014 yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU-RI), pada Jumat (9/5), PDIP meraih 18,95 persen suara. Dengan menggandeng Partai Nasdem nan memperoleh 6,72 persen dan PKB yang memiliki 9,04 persen suara, koalisi tiga partai politik tersebut menghasilkan 34,71 persen suara atau 43.383.233 suara. (bbc.co.uk)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home