Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Dewasasri M Wardani 07:56 WIB | Senin, 11 Juli 2016

Perhitungan Tidak Akurat Sumber Kemacetan Parah Mudik

Pengemudi mematikan mesin mobil saat terjebak macet di arah keluar pintu tol Pejagan, di H-2 Lebaran, Jawa Tengah, Senin pagi (4/7/2016). Terjebak di tol selama belasan jam membuat pemudik kehabisan bahan bakar. (Foto: Antara/Rosa Panggabean)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sejumlah pengamat menilai, bahwa perhitungan yang tak akurat dan fokus yang terlalu berat pada ajakan penggunaan jalan tol Pejagan-Brebes, menjadi penyebab kemacetan parah yang terjadi pada mudik Lebaran tahun ini.

Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Danang Parikesit menilai, perhitungan yang tidak tepat adalah salah-satu penyebab kemacetan belasan jam yang terjadi di ruas tol Pejagan-Brebes.

"Saya agak heran kenapa pemerintah, Kementerian Perhubungan, membuat perencanaan, kenaikan jumlah kendaraan pribadi hanya sekitar 4-5 persen, padahal faktanya, tiap tahun kami mendapati kenaikan kendaraan pribadi itu 8-9 persen atau bahkan lebih, sehingga dari awal sudah mengetahui bahwa peningkatan penggunaan kendaraan pribadi akan meningkat cukup pesat," katanya., seperti diberitakan dari bbc.com

Selain soal perhitungan yang tidak akurat itu, Danang juga menyoroti soal "ketidakdisiplinan mengelola permintaan perjalanan", karena jalan tol Pejagan-Brebes yang tetap dimasuki mobil, meski tak mampu menampung volume kendaraan sehingga terjadi kemacetan panjang.

"Pengendalian tol itu bukan di pintu keluar sebenarnya, tapi di pintu masuk. Jadi kalau kita mau membuat kelancaran yang sangat di jalan tol, ya dikontrolnya di pintu masuknya, kalau volume (kendaraannya) sudah di atas yang bisa ditampung jalan tolnya, ya orang didorong untuk menggunakan jalan-jalan yang sifatnya bukan tol," kata Danang.

Pendapat ini juga, disepakati oleh pengamat transportasi dari Universitas Indonesia, Ellen Tangkudung.

Menurutnya, arus mudik yang 'difokuskan' pada penggunaan jalan tol Pejagan-Brebes, menyebabkan penumpukan volume kendaraan sehingga muncul kemacetan parah.

"Persoalan jalan di Jawa ini sudah bentuknya jaringan, artinya selalu ada pilihan. Ada pilihan Pantura, ada pilihan tol, jalur tengah, jalur selatan, dan itu tidak dipromosikan. Yang dipromosikan, 'ayo silakan lewat jalan tol', semua orang lewat jalan tol, ya padatlah. Pemudik tidak mendapat informasi soal kemacetan panjang sehingga terjebaklah di situ," kata Ellen.

Kurangnya informasi soal kemacetan, dirasakan oleh pemudik Bagus Marseto, yang sedikitnya menghabiskan sembilan jam dari pintu tol Pejagan sampai akhirnya memutuskan keluar di pintu keluar pertama, yang ditemui, yaitu Brebes barat.

"Begitu sampai di pintu tol Pejagan, sekitar jam 19.30, itu mulai neraka itu. Saya baru bisa keluar di pintu tol Brebes Barat jam 04.30. Tidak memperkirakan, ternyata jadi terkunci di pintu keluarnya. Pulangnya, jadi mundur, yang jelas bukan hari ini (Minggu, 10/7), karena pasti macet, jadi kalau tak Selasa, Rabu," kata Bagus.

Sebelumnya, Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Pudji Hartanto mengatakan, dalam arus balik, pemerintah "akan meningkatkan koordinasi dan rekayasa lalu lintas lebih awal sehingga tidak terjadi lagi penumpukan".

Pudji juga mengakui, salah satu penyebab kemacetan panjang saat arus mudik adalah, jumlah mobil yang tidak terduga.

"Walaupun jumlah kendaraan melebihi prediksi yang ada, kemudian masyarakat juga yang ingin tahu menggunakan jalur tol, sedangkan di jalur lain, ternyata memang sudah padat, sehingga pastinya di Cipali itu tidak ada alternatif lain, bertemu dengan (arus) yang dari jalur Pantura," kata Pudji.

Selain itu, menurut Pudji, karena sepanjang jalan tol tidak ada SPBU yang tersedia, maka sekeluarnya dari jalan tol Brebes timur, terjadi antrean kendaraan yang akan ke SPBU.

"Itu yang menjadi catatan kita sehingga arus balik ini paling tidak itu harus bisa diatasi," kata Pudji.

Kementerian Perhubungan mengatakan, jumlah pemudik tahun ini mencapai 25 juta orang lebih, dan ada sedikitnya delapan juta kendaraan pribadi, baik mobil maupun motor, yang digunakan untuk mudik.

Kementerian Kesehatan, membenarkan dalam kemacetan panjang di ruas tol Pejagan-Brebes sebelum Lebaran lalu, ada 17 korban meninggal dunia.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home