Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 13:45 WIB | Minggu, 01 Juli 2018

Pertarungan Raja Concacaf Melawan Penguasa Conmebol

Jelang Pertandingan 16-Besar: Brasil vs Meksiko
Pemain Brasil Marcelo berebut bola dengan pemain Meksiko Giovani dos Santos pada Piala Konfederasi 2013 di Fortaleza, Brazil, 19 November 2017. (Foto: Zimbio)

SATUHARAPAN.COM - Sebelum bertemu pada babak 16-besar kesebelasan Brasil dan Meksiko sudah saling bertemu sebanyak 39 laga. Pertemuan terakhir keduanya di ajang PD terjadi pada fase grup A PD 2014 saat berbagi hasil imbang 0-0.

Pencapaian terbaik Meksiko di PD diraih saat mereka menjadi tuang rumah tahun 1970 dan 1986. Ketika itu mereka mencapai babak 8-besar. Sejak PD 1986 Meksiko selalu lolos ke babak final Piala Dunia kecuali pada perhelatan tahun 1990 saat mereka terkena sanksi pada kualifikasi PD 1990 zona Concacaf akibat pencurian umur serta penyalahgunaan obat terlarang oleh kesebelasan yuniornya. Rentang PD 1994 hingga 2018 hanya ada dua timnas yang selalu lolos fase grup: Brasil dan Meksiko.

Mengalahkan juara bertahan Jerman dan Korea Selatan pada dua laga awal fase grup F, penampilan Meksiko anti klimaks saat bertemu Swedia di pertandingan ketiga. Guardado dan kawan-kawan harus mengakui keperkasaan kesebelasan Swedia dengan tiga gol tanpa balas. Sementara Brasil yang tertahan di laga pertamanya oleh Swiss, pada dua pertandingan berikutnya menunjukkan keperkasaannya dengan mengalahkan Kosta Rika dan Serbia.

Tidak boleh ada kesalahan jika Meksiko ingin mengulang pencapaian 32 tahun silam, namun jika berkaca pada hasil pertandingan terakhir, rasanya sulit untuk menahan Neymar jr dan kawan-kawan yang sudah mulai menemukan bentuk permainan terbaiknya.

Casemiro, Coutinho, Firminho, sudah mulai ke performa terbaik, begitupun dengan barisan penyerangnya. Setelah tidak tampil maksimal pada PD 2014, Neymar jr menjadi inspirasi bagi permainan  Brasil pada fase grup E. Selain mencetak gol pada laga melawan Kosta Rika, Neymar Jr berandil pada terciptanya gol pada dua laga lainnya. 

Jika tampil pada perform terbaiknya rasanya sulit bagi Salcedo, Ayala/Reyes, Moreno, membatasi pergerakan Neymar. Penjagaan ketat pada Neymar justru memberikan keleluasaan pada Coutinho dan Casemiro bergerak di lini pertahanan Meksiko.

Kalaupun ada yang sedikit kurang adalah barisan pertahanan Brasil yang sudah tidak muda lagi. Beruntung barisan pemain bertahan Brasil punya banyak pengalaman sehingga selalu tampil efektif dalam mengamankan wilayah pertahanannya. Kosta Rika yang tampil menyerang tidak mampu menembus pertahanan yang digalang Thiago Silva-Luis-Danilo. Dalam kondisi bebas ketiganya justru mampu membantu serangan Brasil lebih mematikan. Terbukti Silva mampu mencetak gol saat Brasil mengalahkan Serbia. 

Bagi Marquez dan kawan-kawan, selain barisan gelandang Brasil yang harus diwaspadai adalah pergerakan pemain belakang Marcelo yang kerap overlap membantu serangan Brasil dari sayap kiri. Marcelo seolah melanjutkan kisah sukses Roberto Carlos yang sering naik tiba-tiba tanpa diketahui pemain lawan. Ketika Neymar Jr yang kerap beroperasi di sayap kiri mengalami kebuntuan, pergerakan Marcelo akan menambah daya gedor Brasil.

Tite yang menggantikan pelatih Carlos Dunga yang dipecat karena dianggap gagal membawa Brasil menjuarai Piala Dunia 2014 saat menjadi tuan rumah, memikul beban yang tidak ringan.  Trofi juara yang mereka raih terakhir kali adalah Copa America 2007 sementara pada ajang PD, setelah menjuarai pada PD 2002 prestasi terbaik Brasil hany menjadi peringkat keempat pada PD 2014 setelah dalam perebutan peringkat ketiga dikalahkan Belanda.

Tergelincir saat menghadapi Meksiko hanya akan mengantarkan Tite mengulang nasib yang pernah dialami Dunga. Bagi pelatih Meksiko Juan Carlos Osorio, mengulang prestasi  Meksiko tiga puluh dua tahun silam akan menjadi penyemangat tim terlebih jika mereka bisa mengalahkan tim favorit juara Brasil. Strategi kedua pelatih akan menentukan kemana sejarah akan berpihak.

Lolos dalam kualifikasi PD 2018 sebagai pemuncak masing-masing zona, kedua kesebelasan akan kembali bersaing. Meksiko sebagai raja di kawasan Amerika utara, tengah, dan Kepulauan Karibia akan bertarung melawan penguasa Amerika selatan, memperebutkan satu tempat di babak 8-besar.

Pertandingan babak 16-besar antara Brasil melawan kesebelasan Meksiko akan berlangsung pada Senin (2/7) di Cosmos Arena, Samara.

Perkiraan susunan pemain:

Brasil (4-3-3) : Alisson (gk), Danilo, Silva, Luis, Marcelo, Willian/Fernandinho, Casemiro, Coutinho, Firminho, Jesus/Costa, Neymar. | pelatih: Tite

Meksiko (3-4-3) : Ochoa (gk), Salcedo, Ayala/Reyes, Moreno, Molina, Marquez, Guardado, Fabian, Vela, Chicharito Hernandez, Jimenez. | pelatih: Juan Carlos Osorio.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home