Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 11:56 WIB | Minggu, 11 Februari 2024

Pertempuran dengan Pemberontak, 340 Polisi Myanmar Lari ke Bangladesh

Anggota Polisi Penjaga Perbatasan Myanmar, berpakaian sipil, duduk di bawah naungan pepohonan setelah meninggalkan pos mereka menyusul dugaan penyerangan oleh anggota Tentara Arakan saat penjaga perbatasan Bangladesh berjaga di Ghumdhum, Bandarban, Bangladesh, pada Senin, 5 Februari, 2024. Hampir seratus anggota Polisi Penjaga Perbatasan Myanmar telah meninggalkan pos mereka dan berlindung di Bangladesh selama pertempuran antara pasukan keamanan Myanmar dan tentara etnis minoritas, kata seorang pejabat badan perbatasan Bangladesh pada hari Senin. (Foto: dok. AP/Shafiqur Rahman)

DHAKKA, SATUHARAPAN.COM-Sekitar 340 anggota Polisi Penjaga Perbatasan Myanmar dan tentara telah melarikan diri ke Bangladesh selama pertempuran dengan tentara etnis minoritas, kata menteri luar negeri Bangladesh, Hasan Mahmud, pada hari Kamis (8/2).

Hasan Mahmud mengatakan, 340 personel keamanan telah memasuki Bangladesh pada hari Rabu. Dia mengatakan Bangladesh sedang berdiskusi dengan pemerintah Myanmar mengenai masalah ini dan bersedia menerima mereka kembali.

Mahmud menyampaikan komentar tersebut saat melakukan kunjungan ke India, yang merupakan kunjungan pertamanya sejak menjadi menteri luar negeri bulan lalu.

Awal pekan ini, badan perbatasan Bangladesh mengatakan beberapa tentara Myanmar telah masuk dalam beberapa hari terakhir selama pertempuran dengan Tentara Arakan di negara bagian Rakhine, Myanmar yang berbatasan dengan Bangladesh.

Ini adalah pertama kalinya pasukan Myanmar diketahui melarikan diri ke Bangladesh sejak aliansi tentara etnis minoritas di Myanmar melancarkan serangan terhadap pemerintah militer akhir tahun lalu. Para pejabat mengatakan pasukan yang masuk telah dilucuti dan dibawa ke tempat yang aman.

Mahmud mengatakan dia juga telah mengangkat masalah ini ke India, yang berbatasan dengan Myanmar sepanjang 1.643 kilometer (1.020 mil) dan merupakan rumah bagi ribuan pengungsi Myanmar di berbagai negara bagian. Para pejabat India pada bulan November memperkirakan ribuan orang telah memasuki negara bagian timur laut India untuk menghindari pertempuran sengit di negara bagian Chin, Myanmar barat.

India Cabut Pergerakan Bebas di Perbatasan

Secara terpisah pada hari Kamis, Kementerian Dalam Negeri India mengumumkan bahwa mereka akan mengakhiri pergerakan bebas visa antara India dan Myanmar “untuk menjamin keamanan dalam negeri negara tersebut.” Rezim Gerakan Bebas, sebagaimana diketahui, adalah perjanjian antara kedua negara yang mengizinkan orang yang tinggal di sepanjang perbatasan untuk melakukan perjalanan hingga 16 kilometer (10 mil) di dalam negara lain tanpa visa.

Tentara Arakan adalah sayap militer etnis minoritas Rakhine yang mencari otonomi dari pemerintah pusat Myanmar. Kelompok ini telah menyerang pos-pos militer di negara bagian barat tersebut sejak November.

Mereka adalah bagian dari aliansi tentara etnis minoritas yang disebut Aliansi Tiga Persaudaraan yang melancarkan serangan pada bulan Oktober dan memperoleh wilayah strategis di timur laut Myanmar yang berbatasan dengan Tiongkok. Keberhasilannya dipandang sebagai kekalahan besar bagi pemerintahan militer, yang merebut kekuasaan dari pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi pada Februari 2021 dan kini terlibat dalam perang saudara yang luas.

Bangladesh berbagi perbatasan sepanjang 271 kilometer (168 mil) dengan Myanmar yang mayoritas penduduknya beragama Budha dan menampung lebih dari satu  juta pengungsi Muslim Rohingya, banyak dari mereka melarikan diri dari Myanmar mulai bulan Agustus 2017 ketika militer negara tersebut melancarkan “operasi pembersihan” brutal terhadap mereka. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home