Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 23:55 WIB | Selasa, 02 Agustus 2016

Polri Tangkap Terduga Provokator Tanjungbalai

Vihara Tri Ratna pasca kerusuhan yang terjadi di Tanjung Balai, Sumatera Utara, hari Sabtu (30/7). (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menyatakan terus mengusut apakah ada keterlibatan aktor intelektual dalam kerusuhan berbau SARA yang terjadi di Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara.

"Saat ini masih kita dalami dengan melakukan analisis dari satu informasi ke informasi lain," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Polisi Martinus Sitompul di Jakarta, hari Selasa (2/8).

Menurut Martinus, polisi berusaha untuk merangkai beragam bukti, termasuk hasutan yang ada di media sosial demi menemukan benang merah sumber utama kerusuhan tersebut.

Adapun terkait hal itu, lanjut dia, polisi sudah menangkap satu orang yang diduga terlibat dalam penyebaran ucapan kebencian ("hate speech").

Tersangka yang bernama Ahmad Taufik itu ditangkap oleh Polda Metro Jaya di Jakarta dan diduga mengunggah status "Tanjung Balai Medan Rusuh 30 Juli 2016..!! 6 Vihara dibakar. Buat saudara Muslimku mari rapatkan barisan..Kita buat tragedi 98 terulang kembali. Allahu_Akbar..." di laman Facebooknya pada Minggu (31/7).

Namun, polisi penyidik tidak menahan tersangka karena kondisi kesehatan buruk yaitu menderita stroke

"Dia melakukan provokasi dari Jakarta," ungkap Martinus.

Sampai berita ini diturunkan, Mabes Polri menyebut sudah ada 18 orang tersangka kerusuhan di Tanjungbalai.

Dari jumlah tersebut, 10 orang adalah pelaku pengrusakan dan sisanya adalah penjarahan atau pencurian.

Ketika dilakukan pemeriksaan urine, polisi menemukan ada empat orang yang positif menggunakan amfetamine dan ganja. Mereka adalah MRM, HK, MRR dan MI.

"Kami juga masih mendalami keterlibatan mereka dalam penyalahgunaan dan peredaran narkoba," tutur Martinus.

Sebelumnya, terjadi kerusuhan di Tanjungbalai pada Jumat (29/7) malam yang diawali protes seorang warga etnis Tionghoa atas penggunaan pengeras suara dalam pengumandangan adzan.

Peristiwa itu melebar menjadi kerusuhan yang menyebabkan sejumlah wihara dirusak warga. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home