Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 13:48 WIB | Minggu, 30 Januari 2022

Presiden Turki Pecat Kepala Statistik di Tengah Inflasi Tinggi

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. (Foto: dok. AP)

ISTANBUL, SATUHARAPAN.COM-Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, memecat kepala Institut Statistik Turki, yang bertanggung jawab untuk memposting statistik inflasi resmi dan data lainnya, pada saat inflasi dan harga barang meroket di Turki.

Keputusan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, diumumkan pada hari Sabtu (29/1) di Lembaran Negara. Dia menggantikan Sait Erdal Dincer kurang dari setahun setelah pengangkatannya dengan Erhan Cetinkaya, yang menjabat sebagai wakil presiden badan regulasi perbankan Turki. Tidak ada alasan yang diberikan untuk pergantian tersebut.

Turki telah mengalami gejolak ekonomi dengan mata uang nasional yang tidak stabil, dipicu oleh penurunan suku bunga besar-besaran.

Erdogan menentang keras suku bunga tinggi, mengklaim bahwa itu menyebabkan inflasi, sebuah sikap yang bertentangan dengan teori ekonomi yang mapan. Sejak September, Bank Sentral telah memangkas suku bunga sebesar 500 basis poin menjadi 14%, tetapi menghentikan pemotongannya pada Januari.

Turki sangat bergantung pada impor untuk kebutuhan energi dan barang konsumsinya. Inflasi harga konsumen untuk bulan Desember diumumkan secara resmi sebesar 36,08%, naik dari 21,31% pada bulan November.

Tetapi partai-partai oposisi mempertanyakan independensi Institut Statistik Turki dan datanya sedang dipertanyakan. Pakar independen di Inflation Research Group, atau ENAG, mengatakan inflasi tahunan aktual Turki untuk Desember adalah 82,81%.

Pada hari Sabtu, Erdogan mengakui dampak inflasi yang tinggi, menyalahkannya pada “fluktuasi buatan” dari mata uang lira Turki pada bulan Desember. Dia mengatakan Turki telah mengambil tindakan pencegahan dan menstabilkan mata uang.

“Anda tahu perjuangan kami melawan suku bunga. Kami akan menurunkan suku bunga dan kami telah melakukannya,” katanya kepada para pendukungnya di Provinsi Giresun di utara. "Ketahuilah bahwa inflasi juga akan turun, itu akan berkurang lebih banyak."

Bank Sentral Turki merevisi prediksi inflasi pekan ini menjadi 23,2% pada akhir 2022 dan turun menjadi 5% pada akhir 2024. Badan statistik akan mengumumkan putaran data inflasi berikutnya pada 3 Februari.

Erdogan juga mengumumkan bahwa mantan Menteri Kehakiman, Bekir Bozdag, akan kembali ke jabatannya, menggantikan Abdulhamit Gul, yang telah menjabat sebagai menteri sejak 2017 tetapi mengundurkan diri tanpa mengatakan alasannya. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home