Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 21:25 WIB | Kamis, 08 Oktober 2015

Profil Svetlana Alexievich, Pemenang Nobel Sastra 2015

Penulis asal Belarus, Svetlana Alexievich, berbicara di telepon ketika ia berjalan keluar dari apartemennya di Minsk, Belarus, 8 Oktober 2015. (Foto: Reuters/Vasily Fedosenko)

OSLO, SATUHARAPAN.COM - Svetlana Alexandrovna Alexievich, wartawan dan penulis asal Belarus hari ini (8/10 resmi diumumkan sebagai pemenang Hadiah Nobel Sastra 2015. Pengumuman itu disampaikan oleh The Royal Swedish Academy of Sciences di Oslo, Norwegia, tepat pukul 13:00 waktu setempat atau pukul 18:00 di Jakarta.

Hadiah Nobel diberikan kepadanya. atas "tulisan-tulisan polifonik, sebuah monumen untuk penderitaan dan keberanian dalam masa kita," kata siaran pers lembaga pemberi penghargaan itu, dalam acara singkat yang disiarkan secara streaming lewat websitenya, www.nobelprize.org.

Siapa Svetlana Alexievich?

Berikut ini profil resmi dirinya yang dilansir oleh situs resmi The Royal Swedish Academy of Sciences.

Svetlana Alexievich, lahir 31 Mei 1948 di kota Ukraina Ivano-Frankivsk, sebagai putri seorang ayah Belarus dan ibu Belarus- Ukraina. Ketika ayahnya menyelesaikan dinas militer, keluarganya pindah ke Belarus, tempat kedua orang tuanya bekerja sebagai guru.

Setelah menyelesaikan sekolah, Alexievich bekerja sebagai guru dan sebagai jurnalis, dan ia belajar jurnalisme di University of Minsk antara tahun 1967 dan 1972. Setelah lulus kuliah, ia dirujuk ke sebuah koran lokal di Brest, dekat perbatasan Polandia, karena pandangan oposisinya. Dia kemudian kembali ke Minsk dan mulai bekerja din di surat kabar Sel'skaja Gazeta.

Selama bertahun-tahun, ia mengumpulkan bahan untuk  buku pertamanya, U vojny ne ženskoe Lico (1985; War's Unwomanly Face, 1988), yang didasarkan pada wawancara dengan ratusan wanita yang berpartisipasi dalam Perang Dunia Kedua.

Ini adalah karya pertamanya dalam siklus akbar buku-bukunya,  "Voices of Utopia", yang menggambarkan kehidupan di Uni Soviet dari perspektif individu. Dengan menggunakan metodenya yang luar biasa - kolase suara manusia yang dikumpulkan secara hati-hati - Alexievich memperdalam pemahaman manusia tentang keseluruhan suatu era.

Konsekuensi dari bencana nuklir Chernobyl di 1986 adalah topik yang dia ceritakan dalam Černobyl'skaja molitva (1997; Voice from Chernobyl --Chronicle of the Future, 1999).

Cinkovye mal'čiki (1990; Zinky Boys - Soviet Voices from a Forgotten War, 1992) adalah gambaran perang Uni Soviet di Afghanistan tahun 1979 -89, dan karyanya Vremja kedua nd chè (2013; "Secon-hand Time: The Demis of the Red (Wo)man)  adalah yang terbaru dalam "Voices of Utopia."

Buku mula-mula-nya yang lain yang juga  termasuk dalam proyek seumur hidupnya tersebut, adalah  Poslednie svideteli (1985; "Last Witnesses").

Yang memberi pengaruh penting bagi karya-karya Alexievich adalah catatan-catatan Sofia Fedorchenko (1988-1959), seorang perawat dan penulis tentang pengalaman serdadu pada Perang Dunia I serta laporan dokumenter dari penulis Belarus, Ales Adamovich (1927-1994) dari Perang Dunia II.

Karena kritiknya terhadap rezim, Alexievich secara periodik tinggal di luar negeri, di Italia, Prancis, Jerman, dan Swedia, dan tempat-tempat lainnya.

Karyanya yang paling terkenal, War's Unwomanly Face, memerlukan waktu bertahun-tahun untuk dapat diteritkan karena otoritas Uni Soviet memandangnya subversif dan merusak mitos kemenangan tentara Soviet dalam Perang Dunia II.

Dalam buku itu, Alexievich menawarkan catatan yang tidak biasa tentang perang, bergerak menjauh dari narasi militer dan menceritakan kisah-kisah perempuan Soviet yang mengambil peran laki-laki, berjuang di garis depan, membunuh dan terbunuh, namun masih tetap memandang dunia yang hancur di sekitar mereka dari perspektif feminin, dengan fokus pada penderitaan manusia dan emosi dasar yang terbebas dari patos apa pun.

"Dia telah menciptakan sebuah genre sastra baru. Dia melampaui format-format jurnalistik dan melangkah lebih jauh dengan genre yang telah ikut diciptakan orang lain," kata Sara Danius, sekretaris tetap Akademi Swedia (Swedish Academy).

"Ini lebih kurang seperti komposisi musik, sehingga pada akhirnya Anda memiliki sesuatu seperti paduan suara besar."

"Jika Anda mencopot karyanya dari rak, akan ada lubang kosong. Demikian cara untuk menggambarkan betapa orisinalnya dia," kata dia, sebagaimana dikutip oleh Reuters.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home