Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 19:58 WIB | Jumat, 06 Desember 2019

“Pulang Negeri” Dirjen Bimas Kristen Salurkan Bantuan Pascagempa Maluku

Dirjen Bimas Kristen Thomas Pentury "pulang negeri", melakukan kunjungan kerja sekaligus memberikan bantuan sembako kepada masyarakat Seruwawan dan Kamariang, pascagempa 26 September 2019 di Ambon, Maluku. (Foto: Kemenag/Zamhir)

SERAM BAGIAN BARAT, SATUHARAPAN.COM – Dirjen Bimas Kristen Thomas Pentury melakukan kunjungan kerja sekaligus lawatan pulang ‘negeri’ (desa, Red), dalam rangka memberikan bantuan sembako kepada masyarakat Seruwawan dan Kamariang, pascagempa 26 September 2019 di Ambon, Maluku.

“Saya anak negeri ini, Negeri Seruwawan. Pascagempa, sampai sekarang jemaat masih banyak tinggal di hutan dan gunung,” kata Dirjen Bimas Kristen Thomas Pentury, saat menyapa masyarakat di Gereja Salom, Desa Seruwawan, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Jumat (6/12), seperti dilaporkan M Arif Efendi dan dilansir kemenag.go.id.

Thomas Pentury menyampaikan, negeri itu punya sejarah panjang, sebagai sebuah negeri adat bagi masyarakat Seruwawan dalam membangun rasa persaudaraan satu sama lain.

“Saya bangga sebagai anak negeri dan pergi ke Jakarta. Hari ini kita berjumpa, dan bukan hanya membawa sesuatu. Mari lakukan apa yang menjadi bagian kita, Tuhan akan memberkati,” kata Thomas Pentury.

Thomas berharap, semua elemen masyarakat terus semangat membangun kebersamaan. Moderasi beragama juga harus terus didengungkan, bahwa kita semua adalah bersaudara. Bagi Thomas, gereja harus terus membangun nilai-nilai persaudaraan, persahabatan untuk kemajuan bangsa dan kebersamaan umat.

Keturunan Raja Adat

“Ini luar biasa, disambut di kampung sendiri dengan tari Sapailake. Tarian penyambutan dengan makna kaki bersih, dan hati juga bersih. Terima kasih untuk adik-adikku,” ucap Thomas, saat bersama rombongan disambut dengan tari Sapailake setiba di Seruwawan.

Mantan Rektor Universitas Pattimura itu juga menyampaikan bahwa konsep moderasi beragama yang beberapa tahun terakhir ini digaungkan Kementerian Agama, itu sudah lama ada di tengah masyarakat. Namun, intensitasnya meluntur seiring dampak dinamika kehidupan sosial keagamaan.

“Selamat Natal, walau dengan perasaan was-was karena takut tsunami, gempa, dan lain-lain. Semoga Tuhan selalu memberkati kita dalam membangun masyarakat. Bantuan ini bagian dari menghadapi Natal 2019, setelah gempa, ini bagian dari tali asih Ditjen Bimas Kristen,” kata Thomas.

Kakanwil Maluku Faesal Musa'ad dalam sambutannya menyampaikan selamat menempuh tahun baru, khususnya bagi seluruh masyarakat Seruwawan, semoga Natal membawa kedamaian dan kebahagiaan. “Putra terbaik Maluku, hari ini panggil pulang. Selamat datang, mudah-mudahan membawa keberkahan,” kata Faesal.

Keturunan Raja Adat Pupulatuh Patih Yopi Pentury, menjelaskan, pada tahun 1300-an Seruwawan dibuka pertama kali di masa penjajahan, adalah Nunusaku, lalu pindah ke Laruelabatai, tepat di samping pantai Potahitu. Selanjutnya, pindah lagi ke sungai Libabu, dekat Malilia, Riring.

Keturunan ketujuh Raja Adat Seruwawan ini juga menjelaskan, pada tahun 1360 para leluhurnya masih merasakan perang melawan penjajah. Para pembentuk negeri Seruwawan ini merupakan bagian dari negeri Tanitar Oing, di kaki gunung Solohoa, yang memiliki lima soa (marga), yakni: Pentury, Tuhurima, Atuoka, Tatiratu, dan Tua Hatumeik.

“Seruwawan, berasal dari kata ‘selu kawane’ yang artinya, lihat-lihat teman,” kata Yopi.

Yopi Pentury berharap, masyarakat Seruwawan terus dapat membangun kemanusiaan, kebangsaan dan keragaman. Saat ini, Negeri Seruwawan memiliki sebanyak 900 jiwa, sekitar 220 KK, semenjak gempa pada 26 September lalu mengungsi ke hutan dan gunung sebanyak 700 jiwa.

Tampak hadir mendampingi Kabid Bimas Kristen Nensij Latuheru, Pembimas Katolik Bernardus, Fanulene, Pembimas Hindu Sukardi Riyanto, dan ASN Kanwil Kemenag Maluku.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home