Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 17:11 WIB | Senin, 20 Januari 2014

Pusat Teologi Islam Selenggarakan Konsultasi dengan Gereja Luteran Jerman

Dr. Dina El-Omari, Direktur Pusat Teologi Islam (ZIT) Munster, Jerman. (Foto: lutheranworld.org)

MUNSTER, SATUHARAPAN.COM – Federasi Gereja Lutheran Dunia (Lutheran World  Federation / LWF) untuk pertama kali menyelenggarakan konsultasi  Kristen - Muslim tentang peran iman dalam ruang publik.

Konsultasi  itu menandai awal dari kerjasama antara LWF dan lembaga untuk teologi Islam. Konferensi berlangsung di Münster, Jerman, pada (9-12/1) yang diselenggarakan oleh Departemen Teologi  untuk Kesaksian  LWF  dengan Pusat Teologi Islam (Zentrum für Islamische Theologie / ZIT)  di Münster.

"Kolaborasi antara Pusat Teologi Islam dan The Lutheran World Federation  yang pernah dilakukan di Jenewa (Swiss)  menunjukkan bahwa kita tidak hanya  terlibat dalam dialog tentang satu sama lain,  tetapi dialog antara satu dengan yang lain. Kerjasama yang konstruktif Ini adalah bukti kontribusi penting untuk partisipasi aktif agama dalam masyarakat yang  majemuk ," kata Profesor Mouhanad Khorchide, Direktur ZIT.

Dalam konsultasi itu hadir , pembicara dari 15 negara yang berbeda. Mereka  bersama menganalisis tentang peran agama di masyarakat dan bersama-sama membahas pemahaman dari "ruang publik" dari perspektif  yang berbasis agama.

Konsultasi itu dilakukan antar agama dan inter disipliner, oleh teolog Kristen dan Muslim, serta sarjana dari ilmu-ilmu sosial, politik dan hukum. Selama konsultasi ada diskusi yang hidup tentang cara untuk memastikan kewarganegaraan yang sederajat dalam masyarakat yang plural di bidang agama, dan upaya menghadapi banyak asimetri antar umat beragama.

Keberagaman Diterima Secara Riil

Pembicara utama dari Muslim, Profesor Mona Siddiqui dari University of Edinburgh menyoroti pluralitas masyarakat dalam agama. "Ini adalah tentang pemahaman bahwa jika keragaman dalam semua perilaku adalah benar-benar kehendak dan berkat di bumi dari  Allah, itu harus diterima secara intelektual  serta emosional secara riil,” kata dia.

Dia menambahkan, "Hal ini semacam komitmen untuk membuat keanekaragaman harus memberi ruang teologis dan politik untuk hidup dan menjadi  dalam perbedaan."

Peran Publik Teologi

Sementara itu,  Bishop Dr Antje Jackelén, Uskup Agung  dari Uppsala, Swedia, menekankan bahwa teologi memiliki peran publik yang penting untuk bermain dalam masyarakat. "Ini adalah mungkin dan perlu,” kata dia.

Dia menjelaskan bahwa sejak awal teologi Kristen telah masuk dalam dialog dengan pengetahuan sekuler dalam masyarakat. Dia berpendapat, untuk "teologi yang menerangi  publik akan mencari bahasa yang dapat memotivasi dan memelihara harapan. Hal ini tidak terjadi dengan cara teologi yang mutlak. Dibutuhkan teologi yang tegas dalam refleksi kritis dan kritik terhadap dirinya,” kata dia.

Pusat Teologi Islam di Münster didirikan dua tahun lalu sebagai tanggapan terhadap kebutuhan untuk pelatihan guru pendidikan agama Islam. Jerman adalah negara sekuler yang dalam konstitusinya menjamin pendidikan agama di sekolah negeri dan memungkinkan untuk fakultas teologi berbasis agama di perguruan tinggi negeri.

Dalam upaya melaksanakan klaim netralitas positif negara terhadap umat beragama, pendidikan agama Islam telah diperkenalkan di beberapa negara bagian di Jerman.

"Kompetensi penelitian akademis tentang Islam mempromosikan peneliti muda Muslim untuk memberi kontribusi penting untuk integrasi dan kesetaraan kehidupan Muslim di Jerman," kata Dr. Dina El-Omari, peneliti di ZIT dan salah satu penyelenggara konsultasi itu. (lutheranworld.org)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home