Ratusan Antre, Ketika Kapal Yang Kandas di Terusan Suez Kembali Terapung
KAIRO, SATUHARAPAN.COM-Lebih dari 400 kapal menunggu untuk dapat melewati Terusan Suez saat kapal kontainer raksasa Ever Given yang memblokir jalur air tersebut diapungkan kembali, menurut Nile TV , Mesir melaporkan pada hari Senin (29/3).
Setidaknya 367 kapal, yang mengangkut segala barang, termasuk minyak mentah dan ternak, menunggu untuk melintasi kanal. Lusinan kapal lainnya mengambil rute panjang dan alternatif di sekitar Tanjung Harapan di ujung selatan Afrika. Ini jalan memutar 5.000 kilometer yang menghabiskan biaya, bahan bakar dan biaya lainnya untuk sebuah kapal hingga mencapai ratusan ribu dolar.
Otoritas Terusan Suez telah memberi tahu agen pengiriman bahwa konvoi kapal akan kembali berjalan dua arah melalui Terusan Suez mulai pukul 07:00 malam. (17:00 GMT), kata dua agen kepada Reuters pada hari Senin.
Tim penyelamat pada hari Senin membebaskan kapal kontainer raksasa yang terjebak selama hampir sepekan di Terusan Suez, mengakhiri krisis yang telah menyumbat salah satu jalur air paling vital di dunia dan menghentikan miliaran dolar sehari dalam perdagangan maritim.
Dibantu oleh air pasang, sejumlah kapal tunda menarik Ever Given yang seukuran gedung pencakar langit dari tepi kanal yang berpasir, tempat kapal itu kandas sejak 23 Maret.
“Kami berhasil!” kata Peter Berdowski, CEO Boskalis, perusahaan penyelamat yang disewa untuk mengeluarkan Ever Given, dalam sebuah pernyataan. “Saya sangat senang mengumumkan bahwa tim ahli kami, bekerja sama erat dengan Otoritas Terusan Suez, berhasil mengapungkan kembali Ever Given… sehingga memungkinkan kembali jalan bebas melalui Terusan Suez.”
Diterpa badai pasir, Ever Given menabrak tepian kanal satu jalur, sekitar enam kilometer di utara pintu masuk selatan, dekat kota Suez. Kejadian itu menciptakan kemacetan besar-besaran yang menahan US$ sembilan miliar sehari dalam perdagangan global dan rantai pasokan yang sedang merosot karena pandemi virus corona.
Mesir, yang menganggap kanal itu sebagai sumber kebanggaan nasional dan pendapatan penting, telah kehilangan lebih dari US$ 95 juta dalam bentuk bea (tol), menurut perusahaan data Refinitiv. Bahkan saat pekerjaan penyelamatan berlanjut, Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sissi, yang selama berhari-hari diam tentang krisis, memuji peristiwa hari Senin itu.
"Orang Mesir telah berhasil mengakhiri krisis," tulisnya di Facebook, "terlepas dari kerumitan teknis yang sangat besar."
Editor : Sabar Subekti
KPK OTT Penyelenggara Negara di Kalsel
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Minggu (6/10) malam ...