Loading...
EKONOMI
Penulis: Bayu Probo 21:39 WIB | Kamis, 09 Januari 2014

Rupiah dan IHSG Kamis Menguat

Ilustrasi. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Mata uang rupiah pada Kamis sore menguat ke posisi Rp 12.190 per dolar AS setelah Bank Indonesia (BI) mengumumkan untuk menetapkan suku bunga acuan (BI rate) di level 7,5 persen.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore bergerak menguat sebesar 15 poin ke posisi Rp 12.190 dibanding sebelumnya Rp 12.205 per dolar AS.

Analis Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa nilai tukar rupiah menguat setelah pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia masih di level 7,5 persen.

"Sepanjang perdagangan rupiah cenderung mendatar menanti hasil BI rate, setelah BI rate diumumkan rupiah menguat karena sesuai dengan ekspektasi pasar," ujar dia.

Ia menambahkan pelaku pasar keuangan juga sedang menanti pelaksanaan pemangkasan stimulus keuangan the Fed. Rencananya, the Fed menyelenggarakan rapat pada tanggal 18-19 Januari.

"Diharapkan pemangkasan sesuai dengan yang diekspektasi pasar sebesar 10 miliar dolar AS," kata dia.

Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir menambahkan investor juga terlihat sedang memantau pemerintah bagaimana mengatasi agar inflasi tetap stabil, menurunkan defisit neraca transaksi berjalan, dan perlambatan ekonomi Indonesia.

Selain itu, lanjut dia, investor juga masih menanti pelaksanaan pemangkasan stimulus keuangan the Fed.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Kamis ini (9/1), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp 12.263 dibanding sebelumnya (8/12) di posisi Rp 12.229 per dolar AS.

IHSG Kamis Ditutup Naik 0,63 Poin

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis ditutup naik tipis sebesar 0,63 poin seiring dengan pelaku pasar yang sedang menunggu pelaksanaan pemangkasan stimulus keuangan the Fed.

IHSG BEI ditutup naik sebesar 0,63 poin atau 0,01 persen ke posisi 4.201,22. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 0,33 poin (0,05 persen) ke tingkat 698,65.

"Indeks BEI cenderung mendatar, pelaku pasar saham sedang `wait and see` terhadap kapan waktu pelaksanaan `tapering off` the Fed," ujar Analis Trust Securities, Yusuf Nugraha di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan bahwa pada pekan depan the Fed dikabarkan akan melakukan pertemuan untuk membahas pelaksanaan pemangkasan stimulus keuangannya.

"Diharapkan pemangkasan stimulus tidak berubah dari yang pernah diputuskan yakni sebesar 10 miliar dolar AS," kata dia.

Ia menambahkan sebagian pelaku pasar juga sedang menanti kebijakan gubernur baru the Fed yang menggantikan Ben Bernanke pada akhir bulan ini. Diharapkan sesuai dengan ekspektasi pasar yakni Wakil Gubernur the Fed Janet Yallen.

Dari dalam negeri, lanjut dia, suku bunga acuan (BI rate) yang tetap di tingkat 7,5 persen tidak terlalu signifikan memengaruhi pasar karena sudah diprediksi pasar seiring dengan inflasi yang stabil dan neraca perdagangan Indonesia yang surplus.

Transaksi perdagangan saham di BEI tercatat sebanyak 163.239 kali dengan volume mencapai 2,96 miliar lembar saham senilai Rp 3,99 triliun.

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 209,26 poin (0,91 persen) ke tingkat 22.787,33, indeks Nikkei turun 241,12 poin (1,50 persen) ke tingkat 16.880,33 dan Straits Times melemah 6,45 poin (0,20 persen) ke posisi 3.144,20. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home