Loading...
EKONOMI
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 20:37 WIB | Jumat, 20 Desember 2013

Rupiah Jumat Sore Rp 12.205

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore masih belum bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp 12.205 per dolar AS.

"Pelaku pasar uang cenderung masih `wait and see` terhadap dampak dari kebijakan bank sentral AS (the Fed) yang akan mengurangi pemberian stimulus moneternya sebesar 10 miliar dolar AS menjadi 75 miliar dolar AS pada awal 2014," kata analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir di Jakarta, Jumat (20/12).

Ia menambahkan mata uang dolar AS cenderung bergerak menguat terhadap mayoritas mata uang dunia menyusul munculnya tanda-tanda pulihnya ekonomi AS yang meningkat.

"Ketidakpastian outlook AS sebagian besar telah menghilang, kondisi itu mungkin membuat pelaku pasar bisa beralih ke dolar AS," kata dia.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat ini, tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp 12.245 dibanding sebelumnya (19/12) di posisi Rp 12.191 per dolar AS.

Analis pasar uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri mengharapkan pengurangan stimulus keuangan the Fed itu dapat memberi sentimen positif dikarenakan pelaku pasar uang telah mendapatkan kejelasan.

"Ketika `tapering off` masih menjadi wacana, pasar uang domestik bergejolak, paska adanya kejelasan dari the Fed diharapkan mata uang rupiah menjadi positif," kata dia.

IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat ditutup turun sebesar 36,42 poin dipicu pasar saham di kawasan Asia yang mayoritas mengalami tekanan.

IHSG BEI ditutup turun sebesar 36,42 poin atau 0,87 persen ke posisi 4.195,56. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 7,22 poin (1,03 persen) ke level 698,22.

Analis HD Capital Yuganur Wijanarko di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa bursa regional yang mengalami pelemahan mendorong pelaku pasar saham di dalam negeri mengambil posisi lepas saham.

"Situasi regional yang kurang positif menyebabkan pelaku pasar domestik melakukan `profit taking` (ambil untung) terhadap saham-saham yang telah menguat pada hari sebelumnya (Kamis, 19/12) sehingga IHSG kembali terkoreksi ke area negatif," kata dia.

Ia menambahkan pelaku pasar diharapkan mengambil posisi transaksi jangka pendek jika tekanan jual masih berlanjut pada pekan depan.

"Apalagi, kondisi mata uang rupiah masih cenderung melemah," katanya.

Head of Research Valbury Asia Securities, Alfiansyah menambahkan tekanan rupiah yang telah menembus level Rp12.200 per dolar AS menjadi salah satu pertimbangan investor melakukan ambil untung, dan aksi ambil untung yang melanda pasar global juga menjadi pertimbangan bagi pelaku pasar domestik hari ini.

"Perdagangan di akhir pekan ini cenderung spekulatif. Investor saham di Indonesia sedang mengantisipasi hari bursa yang pendek pada pekan depan sebelum libur Natal yang diperkirakan cenderung sepi," kata dia.

Transaksi perdagangan saham di BEI tercatat sebanyak 105.804 kali dengan volume mencapai 4,52 miliar lembar saham senilai Rp4,46 triliun.

Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng melemah 76,57 poin (0,33 persen) ke level 22.812,18, indeks Nikkei-225 naik 11,20 poin (0,07 persen) ke level 15.870,42 dan Straits Times menguat 24,25 poin (0,79 persen) ke posisi 3.094,48. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home