Rusia Tuduh Urkaina, Inggris dan AS Terlibat Serangan Jembatan Krimea
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, pada hari Senin (17/7) menuduh Ukraina melakukan serangan di jembatan yang menghubungkan Rusia dan Krimea, dengan keterlibatan Inggris dan Amerika Serikat.
Zakharova tidak memberikan bukti untuk mendukung pernyataan tersebut. “Serangan hari ini di jembatan Krimea dilakukan oleh rezim Kiev. Rezim ini adalah teroris dan memiliki semua ciri kelompok kejahatan terorganisir internasional,” katanya.
“Keputusan dibuat oleh pejabat Ukraina dan militer dengan partisipasi langsung dari badan intelijen dan politisi Amerika dan Inggris. AS dan Inggris bertanggung jawab atas struktur negara teroris,” katanya.
Kesepakatan Ekspor Biji-bijian
Sementara itu, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan pada hari Senin (17/7) bahwa dia yakin Presiden Rusia, Vladimir Putin, menginginkan kelanjutan dari kesepakatan yang memungkinkan ekspor biji-bijian Ukraina melalui Laut Hitam, setelah Moskow menangguhkan partisipasinya.
Erdogan menambahkan bahwa dia mengharapkan kemajuan dalam masalah ini setelah Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, dan timpalannya dari Rusia, Sergei Lavrov, berbicara pada hari Senin.
Kesepakatan biji-bijian, yang ditengahi oleh PBB dan Turki Juli lalu, bertujuan untuk meringankan krisis pangan global dengan mengizinkan biji-bijian Ukraina yang diblokir oleh konflik Rusia-Ukraina untuk diekspor dengan aman.
Rusia menangguhkan keikutsertaannya dalam kesepakatan itu pada hari Senin, kata Kremlin, menambahkan bahwa bagian dari kesepakatan mengenai Rusia belum dilaksanakan.
“Terlepas dari pernyataan yang dibuat hari ini, saya percaya Presiden Rusia Putin menginginkan kelanjutan jembatan kemanusiaan ini,” kata Erdogan, menambahkan bahwa kedua pria itu akan berbicara sekembalinya Erdogan dari perjalanannya ke negara-negara Teluk pada hari Rabu (19/7).
“Kami juga akan membahas bagaimana kami dapat bertindak untuk membuka jalan bagi pengangkutan pupuk dan biji-bijian Rusia,” kata Erdogan, menambahkan kedua pemimpin akan bertemu langsung di Turki pada bulan Agustus.
Kesepakatan biji-bijian telah diperpanjang beberapa kali tetapi akan berakhir pada hari Senin. Rusia telah mengatakan selama berbulan-bulan bahwa persyaratan untuk perpanjangannya belum terpenuhi.
Moskow telah lama mengeluhkan hambatan yang tetap ada pada ekspor biji-bijian dan pupuknya, meskipun ini tidak secara langsung disetujui oleh Barat, dan mengajukan serangkaian tuntutan yang katanya belum dipenuhi.
Moskow mengatakan akan kembali ke perjanjian segera setelah bagian Rusia dari perjanjian itu dipenuhi. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Petugas KPK Sidak Rutan Gunakan Detektor Sinyal Ponsel
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar inspeksi mendadak di...