Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Dewasasri M Wardani 09:51 WIB | Jumat, 01 April 2016

Semanggi, Pencegah Osteoporosis

Semanggi (Marsilea crenata, Presl). (Foto: jagakesehatan.com)

SATUHARAPAN.COM – Ingat semanggi, ingat Surabaya. Semanggi memang lebih dikenal masyarakat Jawa Timur sebagai makanan yang menerapkan konsep pecel, makanan khas Jawa yang memadukan beberapa sayuran dengan saus kacang berbumbu. Namun, bahan dasar sausnya khas. Agak berbeda dengan jenis bumbu pecel lainnya, saus dibuat dari ubi jalar yang dilumat bersama kacang tanah, gula merah, dan petis, sehingga lebih pekat.

Semanggi suroboyo disantap dengan cara menyendokinya dengan kerupuk puli, kerupuk yang dibuat dari beras, dan sering juga disebut kerupuk gendar. Kekhasan bahan dan rasanya menjadikan semanggi suroboyo layak disebut sebagai pecel orang Surabaya.

Semanggi, atau semanggen, atau disebut juga paku tapak itik, dan memiliki nama ilmiah Marsilea crenata, Presl., adalah salah satu tumbuhan air yang telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai  bahan pangan. Semanggi biasa dikonsumsi dengan cara dikukus. Bagian dari tumbuhan ini yang digunakan adalah daun dan tangkai.

Tumbuhan semanggi, menurut wikipedia.org adalah sekelompok paku air (Salviniales) dari marga Marsilea. Di Indonesia, tumbuhan ini yang dalam bahasa Inggris disebut water clover atau four-leaf clover ini, mudah ditemukan di pematang sawah atau di tepi saluran irigasi.

Ada banyak jenis semanggi. Salah satu di antaranya, jenis Marsilea drummondii, sejak lama dimanfaatkan oleh penduduk asli Australia (Aborigin), sebagai bahan makanan.

Morfologi tumbuhan marga ini khas, karena bentuk ental (daun khas)-nya yang menyerupai payung, tersusun dari empat anak daun yang berhadapan. Daun pada tumbuhan ini, memiliki bentuk bulat meruncing di setiap bagiannya, dengan tiga daun dalam satu tangkai.

Daun berwarna hijau muda hingga kekuningan, dengan diameter 1 – 1,5 cm. Selain itu, daun pada tumbuhan ini saling berhadapan dengan bentuk yang sama disebur klover.

Tumbuhan semanggi memiliki perakaran tunggang, dengan serabut yang menjalar di permukaan tanah. Perakaran tersebut mencapai kedalaman 60 cm bahkan lebih bergantung pada pertumbuhan tumbuhan.

Semanggi memiliki batang tegak, halus, dengan tinggi mencapai 20-50 cm. Cabang-cabangnya berwarna kemerahan mengkilat, dikelilingi serabut halus berwarna keputihan.

Tumbuhan  semanggi diketahui mengandung fitoestrogen (estrogen tumbuhan) yang berpotensi mencegah osteoporosis. Tumbuhan ini juga berpotensi sebagai tumbuhan bioremediasi, karena mampu menyerap logam berat Cadmium (Cd) dan Plumbum (Pb). Kemampuan ini perlu diwaspadai dalam penggunaan daun semanggi sebagai bahan makanan, terutama bila daunnya diambil dari lahan tercemar logam berat.

Tumbuhan semanggi mempunyai rasa asam dan sejuk ketika dikonsumsi. Seluruh bagian tumbuhan dapat digunakan. Semanggi dikonsumsi dalam bentuk segar ataupun kering.

Aneka Ragam Kandungan Semanggi

Kandungan karbohidrat dan isoflavon pada daun semanggi air baik untuk kesehatan. Selain sebagai sumber gizi, bahan pangan ini juga diduga memiliki  kandungan metabolit sekunder yang  berguna bagi kesehatan. Kandungan gizi yang terdapat dalam semanggi air belum banyak diketahui informasinya, karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai kandungan gizi yang terdapat dalam semanggi air.

Menurut penelitian Beni Dewi Marlena, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya, yang dikutip dari unair.ac.id, Marsilea crenata, Presl., yang dikenal masyarakat  dengan nama semanggi, mempunyai  khasiat sebagai peluruh air seni. 

Penelitian Joni Ria Huatapea dari Universitas Fakultas Farmasi Sumatera Utara, menyebutkan kandungan kimia yang terdapat pada semanggi antara lain saponin dan polifenol. Di alam ini terdapat sekitar 8.000 senyawa polifenol dan  setengahnya adalah flavonoid (Harborne,  1999).

Penelitian Samidha Kamtekar, Vrushali Keer, Vijaya Patil, dari MET Institute of Pharmacy, Bhujbal Knowledge Center Mumbai Maharashtra, India, menyebutkan flavonoid bagi manusia telah banyak memberi manfaat di bidang kesehatan, yaitu sebagai antiinflamasi, antioksidan, dan antikanker.

Belum lama ini ekstrak etanol daun semanggi telah diuji melalui teknik radio immuno assay (RIA). Berdasarkan uji tersebut ekstrak etanol daun semanggi terdeteksi mengandung senyawa serupa estradiol dalam kadar cukup tinggi. Estradiol merupakan senyawa yang digunakan dalam terapi sulih hormon pada perempuan pascamenopause, yang kadar esterogen dalam tubuhnya menurun. Di samping itu juga digunakan dalam pil kontrasepsi hormonal (Laswati, 2007).

Dari penelitian tersebut ternyata terbukti bahwa kombinasi latihan fisik pembebanan aksial dan pemberian ekstrak daun semanggi dapat mencegah  terjadinya osteoporosis, karena daun semanggi diketahui mengandung isoflavon. Isoflavon adalah zat aktif yang mengandung hormon esterogen dari bahan tumbuhan yang bila daun semanggi dikonsumsi teratur, akan mengurangi gejala klinis yang muncul sebelum dan saat masuk tahap menopause, serta meningkatkan kualitas tulang hingga terhindar dari osteoporosis.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home