Loading...
DUNIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 09:50 WIB | Selasa, 02 Mei 2017

Tentara Irak Selamatkan Puluhan Budak Yazidi

Ilustrasi. Kaum Yazidi melarikan diri dari tekanan ISIS. (Foto: Reuters)

MOSUL, SATUHARAPAN.COM – Sebuah kelompok yang terdiri dari 36 warga Irak keturunan Yazidi telah diselamatkan ke Irak setelah tiga tahun menjadi budak militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Irak utara, PBB mengatakan pada hari Minggu (30/4).

Kelompok yang terdiri dari laki-laki, perempuan dan anak-anak yang berasal dari aliran agama yang paling dianiaya oleh ISIS dibebaskan oleh pasukan Irak yang berjuang untuk merebut kembali Mosul dari ISIS, menurut media setempat.

Perempuan dewasa dan remaja putri diberi perawatan kesehatan, makanan, pakaian dan bantuan psikologis di Duhok, sebuah kota Kurdi di utara Mosul sejak hari Jumat (28/4), kata Lise Grande, koordinator kemanusiaan PBB untuk Irak.

“Apa yang telah mereka lalui selama ini tidak bisa kami bayangkan,” kata Grande.

ISIS secara sistematis membunuh, menangkap dan memperbudak ribuan orang Yazidi pada musim panas tahun 2014 lalu ketika mereka menguasai wilayah Sinjar di mana banyak kelompok minoritas hidup di wilayah itu. Tim investigasi PBB mengatakan apa yang dilakukan ISIS sudah termasuk genosida.

Suku Yazidi, yang keyakinan mereka terdiri dari beberapa elemen agama di Timur Tengah, adalah suku yang paling teraniaya di bawah tekanan ISIS, yang menganggap mereka sebagai penyembah iblis. Sebanyak 1500 perempuan Yazidi dan remaja putri masih terperangkap oleh ISIS, kata PBB.

Setelah berbulan-bulan berperang untuk merebut kembali Mosul barat, komandan senior Irak mengatakan pada hari Minggu bahwa dia mungkin akan mengusir ISIS dari ibukota negara itu bulan depan.

Peperangan harus diselesaikan dalam waktu maksimal tiga minggu, kata kepala staf angkatan darat Letnan Jenderal Othman al-Ghanimi seperti dikutip oleh surat kabar negara bagian al-Sabah, pada hari Minggu (30/4).

Koalisi internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat menyediakan dukungan baik dari udara maupun darat untuk melakukan serangan di Mosul, yang merupakan kota terbesar di utara Irak, yang jatuh ke tangan ISIS pada tahun 2014 lalu.

ISIS telah kehilangan beberapa wilayah kota itu sejak pertarungan dimulai pada bulan Oktober tahun lalu dan sekarang mereka menguasai beberapa distrik di barat laut.

Pentagon pada hari Minggu mengatakan investigasi yang dilakukan selama bulan Maret yang mengerahkan koalisi serangan udara telah menewaskan 45 warga sipil, kebanyakan dari mereka berada di sekitar Mosul.

Dalam pernyataannya, Pentagon menyatakan kematian tersebut ‘tidak sengaja’.

Sekitar 362 warga sipil telah terbunuh oleh serangan koalisi di Irak dan Suriah sejak dimulainya serangan udara pada tahun 2014, menurut Departemen Pertahanan AS.

Aktivis dan kelompok pemantau memperkirakan jumlah yang diklaim oleh AS lebih tinggi. Mereka mengatakan bahhwa serangan udara koalisi tersebut telah menewaskan lebih dari 3000 warga sipil di Irak dan Suriah sejak saat itu. (aljazeera)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home