Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 12:05 WIB | Kamis, 09 April 2020

WCC Asia: Tanggung Jawab Sosial Gereja Lindungi Kehidupan

PDT. Dr. Sang Chang, Presiden WCC Asia. (Foto: oikoumene.org)

SEOUL, SATUHARAPAN.COM-Presiden Dewan Gereja Sedunia (World Council of Churches / WCC) kawasan Asia, Pendeta Dr. Sang Chang, mengingatkan umat Kristen yang harus memahami bahwa menyembah Allah Kehidupan dan melindungi kehidupan manusia yang diberikan Tuhan adalah hal yang sama.

Dalam sebuah wawancara dengan Direktur Komunikasi WCC, Marianne Ejdersten, Chang dari Korea Selatan, berbicara tentang perlunya gereja untuk mematuhi jarak sosial (social distancing) yang ditetapkan pemerintah dan orang-orang dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam perang melawan virus corona baru ( COVID-19).

“Memenuhi tanggung jawab sosial mereka, orang Kristen Korea terus berdoa dan beribadah di rumah. Kunjungan pastoral dilakukan melalui panggilan telepon. Penyediaan makanan yang dikelola Gereja telah mengadopsi layanan baru, seperti mengantar makanan ke rumah orang,” kata Chang.

Korea Selatan adalah salah satu negara pertama di luar China yang menunjukkan tanda-tanda prevalensi kasus COVID-19 setelah pertama kali dilaporkan pada akhir 2019. Namun, itu juga merupakan salah satu negara pertama yang menunjukkan tanda-tanda keberhasilan penanggulangan penyakit ini. Hingga Senin (6/4), Korea Selatan telah melaporkan 10.284 kasus dengan 186 kematian. Korea Utara belum melaporkan adanya kasus COVID-19.

Sementara total dunia pada hari yang sama hampir 1,3 juta kasus dikonfirmasi dengan lebih dari 70.000 pasien meninggal.

Tanggung Jawab Sosial Gereja

“Untuk melindungi pengunjung dan warga gereja, banyak gereja, terutama gereja besar, telah mengadopsi layanan streaming online. Menggunakan masker wajah dan pembersih tangan, serta mepraktikkan jarak sosial, telah menjadi standar di sebagian besar gereja,” kata Chang.

Chang lahir di Korea Utara, tapi tinggal di Korea Selatan. Dia mengatakan bahwa banyak orang Kristen Korea pergi ke gereja tiga kali sepekan, dan beberapa pergi setiap hari untuk doa pagi. Dia menyebutkan  sambil bahwa layanan ibadah gereja tidak berhenti bahkan selama Perang Korea.

“Kita harus memahami bahwa menyembah Allah Kehidupan dan melindungi kehidupan manusia yang diberikan Allah adalah satu hal yang sama. Gereja harus memenuhi tanggung jawab sosialnya dengan sepenuh hati mengambil bagian dalam langkah-langkah pencegahan oleh pemerintah. Tetapi pada saat yang sama, pemerintah akan bijaksana untuk menahan diri dengan tidak menciptakan sedikit pun suasana yang menindas,” katanya.

Dia juga berbicara tentang tahun 2020 yang menandai peringatan 70 tahun dimulainya Perang Korea dan peluncuran oleh WCC tentang kampanye doa global, “Kami Berdoa, Damai Sekarang, Akhiri Perang.”

"Kampanye ini sangat penting dalam perjalanan ziarah ekumenis kami: Ziarah Keadilan dan Perdamaian," kata Chang.

Akhiri Perang Korea

“Semua orang Kristen diundang untuk bergabung dalam doa untuk akhir secara resmi Perang Korea dan menggantikan Perjanjian Gencatan Senjata dengan Perjanjian Damai Permanen. Saya berharap kampanye doa ini akan membantu kita untuk terus bermimpi penyatuan kembali dan membimbing kita untuk menghentikan kebijakan bermusuhan saat ini,” katanya.

Chang menjelaskan bahwa dialog politik antara Utara dan Selatan saat ini dihentikan. "Karena itu, saya percaya solidaritas doa di antara orang-orang Kristen di seluruh dunia adalah penting untuk perdamaian di Semenanjung Korea... Doa adalah tempat pertama untuk memulai ketika mencari penyembuhan, rekonsiliasi, dan penyatuan kembali Semenanjung Korea."

Dia mengatakan bahwa perdamaian seperti itu bukan hanya untuk orang Korea. "Kedamaian dunia dapat dibuat lebih dekat melalui perdamaian di Semenanjung Korea," kata Chang. (oikoumene.org)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home