Loading...
RELIGI
Penulis: Dany Brakha 15:13 WIB | Sabtu, 15 Juni 2013

Workshop Persaudaraan Antar Umat Kristen dan Islam di Yogyakarta

Peserta SITI XI 2013 di Yogyakarta. (foto: LPPS GKJ GKI)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dalam upaya menciptakan rasa persaudaraan antar berbagai penganut agama, terutama dalam hubungan masyarakat Islam dan Kristen, Studi Intensif Tentang Islam (SITI) bersama beberapa lembaga studi agama mengadakan workshop untuk membangun solidaritas dan kebersamaan dalam mengantisipasi faktor-faktor pemicu konflik di tengah masyarakat.

“Ada persaudaraan antara orang Kristen dan Islam, lalu orang Kristen yang ketemu dengan orang Islam tidak alergi lagi,” kata inisiator SITI, Djaka Soetapa kepada Satuharapan.com.

Hal itu dia ungkapkan dalam SITI XI tahun 2013 di Yogyakarta yang berlangsung selama sepekan 10-15 Juni dengan tajuk, Beragama Secara Manusiawi, Adil, Bermartabat.

Dalam acara ini para pembicara yang dilibatkan antara lain Abdul Munir Mulkhan, Noorhaidi Hasan, Fatimah Husein, Nur Ichwan, Syamsu Rizal Panggabean, Hamim Ilyas, Sahiron Syamsudin, Zainal Abidin Bagir dan Alim Rooswantoro. Mereka adalah para pengajar di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijogo (UIN SUKA) Yogyakarta.

Selain itu hadir pula M. Purwatma, seorang dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dua Pemateri lainnya staf ahli Pusat Studi dan Pengembangan Perdamaian Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), Paulus Sugeng Widjaja dan Pendeta Darwin Darmawan.

Umumnya para peserta adalah pendeta yang berasal dari Gereja-Gereja Kristen Jawa (GKJ) dan Gereja Kristen Indonesia atau GKI. Sedangkan sebagian lagi adalah para aktivis dari Theology Post Graduate Programe (PPST) UKDW dan Program Paskasarjana (PPS) UIN SUKA.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pusat Studi Agama-Agama (PSAA) UKDW dengan Lembaga Pembinaan dan Pengaderan Sinode Gereja-Gereja Kristen Jawa dan Gereja Kristen Indonesia (LPPS GKJ-GKI) Sinode Wilayah Jawa Tengah, serta didukung oleh Mission 21.

Kegiatan berupa workshop ini ditujukan untuk membangun solidaritas dan kebersamaan dalam mengantisipasi faktor-faktor pemicu konflik di tengah masyarakat. Menurut inisiator SITI, mimpi besar yang ingin diraih adalah persaudaraan.

Selain mimpi besar itu, SITI XI 2013 ini diharapkan mampu menjaga kerukunan dengan cara mencari kesamaan dan titik temu melalui dialog. Terlebih dapat menciptakan transformasi cara pandang karena mempertemukan sisi teologis dan filosofis.

Sebagai seorang Islamolog, dia menambahkan bahwa kegiatan semacam ini perlu diselengarakan secara rutin. “Di masa depan kehidupan beragama itu dijalani secara bersama-sama, oleh karena itu diperlukan adanya kerjasama antar umat beragama,” tambah Djaka.

Editor: Yan Chrisna


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home