Loading...
SAINS
Penulis: Sotyati 12:33 WIB | Rabu, 25 Februari 2015

9 Mahasiswa Jepang Ikuti Program Belajar di UKSW

Mahasiswa Keio University Jepang yang mengikuti Program Intensif Belajar Bahasa dan Budaya Indonesia (PIBBI) 2015, yang diselenggarakan Language Training Center Universitas Kristen Satya Wacana (LTC – UKSW). (Foto: uksw.edu)

SALATIGA, SATUHARAPAN.COM – Sembilan mahasiswa dari Keio University, Jepang, mengikuti Program Intensif Belajar Bahasa dan Budaya Indonesia (PIBBI) 2015, yang diselenggarakan Language Training Center Universitas Kristen Satya Wacana (LTC – UKSW). PIBBI Keio ini dibuka secara resmi oleh Pembantu Rektor IV  UKSW Dra Martha Nandari S Handoko MA, Senin (23/2) di sela Ibadah Senin di Balairung.

PIBBI, seperti dikemukakan Martha Nandari, sudah berjalan sejak 40 tahun lalu bekerja sama dengan universitas di luar negeri. Sementara itu, dia menambahkan, penyelenggaraan PIBBI Keio baru memasuki tahun kelima.   

Ke-9 mahasiswa Keio University akan mengikuti program PIBBI sampai 12 Maret mendatang. Sama seperti penyelenggaraan PIBBI sebelumnya, peserta PIBBI Keio akan belajar budaya Indonesia di kelas budaya. Kali ini ada dua kelas yang dipelajari, yaitu kelas memasak dan membatik. Petrus Ari Santoso MA, Group Leader mahasiswa Keio University yang mengikuti program PIBBI, mengatakan sembilan mahasiswa itu tengah memasuki masa belajar tahun kedua.

“Mereka sudah belajar bahasa Indonesia selama satu tahun di Jepang,” katanya.

Tiga Tarian

Seusai dibuka resmi di hadapan warga akademik UKSW yang mengikuti Ibadah Senin, peserta PIBBI Keio diajak untuk mengenal budaya Indonesia lewat suguhan tarian dari Kalimantan, Bali, dan Maluku. Bertempat di gedung LTC, mahasiswa UKSW menyuguhkan tari-tarian, diawali Tarian Kahanjak dari Kalimantan, disusul dengan Tarian Malaikat dari Bali, dan Tarian Saureka-reka dari Maluku.

Seusai penampilan tari-tarian, mahasiswa Jepang berkesempatan berbincang langsung dengan para penari. Mereka pun tak segan mempraktikkan langsung tarian tersebut dengan dibimbing mahasiswa UKSW.

Walau mengakui gerakannya agak susah, mahasiswa bernama Tomoyuki menyukai seusai mencoba langsung memainkan Gaba-gaba, tongkat panjang dari pohon sagu yang digunakan untuk menari Saureka-reka.  Sementara itu, Mitsuko Kimura yang juga berkesempatan mencoba langsung tarian Saureka-reka, mengakui tidak mengalami kesulitan ketika mencobanya. “Tidak susah, dan saya suka. Saya juga suka tarian Bali tadi, gerakannya indah,” katanya. (uksw.edu

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home