Loading...
INDONESIA
Penulis: Francisca Christy Rosana 11:03 WIB | Rabu, 05 Agustus 2015

Ahok Sesalkan Peristiwa Kebakaran Pasar Gembrong

Ilustrasi: mobil pemadam kebakaran (merah) menuju ke lokasi permukiman sempit. (Foto: Dok. Satuharapan.com/Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, menyesalkan peristiwa kebakaran yang terjadi di kawasan Pasar Gembrong, Jakarta Timur, pada Selasa (4/8) malam. Kobaran api yang menghanguskan puluhan unit di pasar tersebut diduga bersumber dari rumah-rumah petak warga di kolong jembatan.

Kebakaran terjadi sekitar pukul 20.00 WIB dan baru dapat dipadamkan pada pukul 23.00 WIB. Sejumlah 29 unit armada pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan kobaran api.

Gimana nggak kebakar kalau orang masih tinggal di bawah kolong? Mereka pasti bakar sampah, padahal rumah-rumah liarnya terbuat dari tripleks. Pemakaian listrik pun seenaknya,” kata Ahok, sapaan akrab Basuki di Pendopo Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, hari Rabu (5/8).

Akibat peristiwa itu, puluhan warga yang tinggal di kolong jembatan dan pedagang yang kiosnya terdampak kebakaran harus menanggung rugi. Untuk itu, Ahok mencanangkan perlunya relokasi terhadap warga yang menempati bangunan liar ke rumah susun sederhana (rusun) yang disediakan oleh Pemerintah Provinsi DKI.

“Jadi kalau saya menggusur mereka ke rusun bukan karena jahat, tapi (mencegah, Red) bahaya kebakaran, kehilangan nyawa, dan harta benda,” kata Ahok.

Mantan Bupati Belitung Timur itu juga menyesalkan lambatnya pemerintah kota setempat mendorong warganya masuk rusun.  

“Kenapa sih nggak mau dorong masuk ke rumah susun? Rumah susun kan cuma (bayar uang operasional, Red) Rp 5.000 sampai Rp 15.000, ada juga yang Rp 10.000 per hari,” ujar Ahok.

Senada dengan Ahok, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat juga menyesalkan terjadinya peristiwa kebakaran. Djarot mengaku jengah dengan warga yang tak mau direlokasi ke rusun milik pemerintah.

“Ini kebakaran saya dengar bersumber dari kolong jembatan karena bakar sampah dan merembet ke mana-mana. Itu kan membahayakan. Kami dorong warga pindah ke rusun,” kata Djarot.  

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home