Loading...
RELIGI
Penulis: Ignatius Dwiana 13:11 WIB | Sabtu, 12 April 2014

Asli, Hasil Uji Papirus Kuno Yesus Menikah

Asli, Hasil Uji Papirus Kuno Yesus Menikah
Naskah fragmen papirus Koptik kuno itu seukuran kartu nama. (Foto: bostonglobe.com)
Asli, Hasil Uji Papirus Kuno Yesus Menikah
Naskah fragmen papirus Koptik kuno itu seukuran kartu nama. (Foto: article.wn.com)

AMERIKA SERIKAT, SATUHARAPAN.COM – Uji ilmiah terbaru menunjukkan bukti tidak ada pemalsuan modern dalam naskah fragmen papirus Koptik kuno yang menyebutkan Yesus menikah. Artikel ini terbitkan Harvard Theological Review pada Kamis (10/4).

Berdasarkan tes, fragmen papirus tersebut bertarikh abad ke delapan, 400 tahun lebih muda daripada perkiraan King. Namun, fragmen tersebut masih berkategori kuno. Temuan itu mendukung pendapat profesor Harvard, Karen L. King bahwa teks kontroversial itu yang pertama secara eksplisit menyebutkan Yesus menikah itu dokumen yang hampir pasti otentik.

‘Injil Istri Yesus’ diperkenalkan King pada konferensi di Roma 18 bulan lalu. Pengumuman ini menjadi berita utama di seluruh dunia. Banyak rekan akademik King dan surat kabar Vatikan menganggapnya palsu. King meyakini dokumen itu mungkin bagian dari perdebatan di antara orang-orang Kristen awal tentang peran perempuan, keluarga, dan selibat dalam kehidupan rohani.

Pengujian lain menemukan komposisi kimia tinta sesuai dengan tinta berdasar karbon yang digunakan orang Mesir kuno. Pencitraan mikroskopis mengungkapkan tidak ada penggabungan tinta yang mencurigakan. Jika ada penggabungan, membuktikan ada pemalsuan dengan tinta zaman modern.

King tidak pernah menyatakan fragmen itu membuktikan Yesus benar-benar menikah. Fragmen itu disusun lebih kemudian dari Injil Perjanjian Baru. Perjanjian Baru dianggap sebagai sumber paling awal dan paling dapat diandalkan tentang kesejarahan Yesus dan kebisuan terkait permasalahan itu.

Uji terbaru tidak membuktikan secara pasti bahwa teks itu ditulis di zaman kuno. Para ahli berhipotesa bahwa dengan keterampilan tingkat tinggi bisa saja melakukan pemalsuan. Caranya,  si pemalsu memilih jenis tinta yang sesuai dan dengan cermat menuliskannya pada selembar papirus kuno. Menentukan usia tinta menggunakan metode uji konvensional akan menghancurkan dokumen kecil seukuran kartu nama ini. Sementara itu, kontroversi atas fragmen tampaknya akan terus berlanjut.

Salah Tata Bahasa

Seorang pakar menemukan fragmen itu tampaknya berisi kesalahan tulis yang ditemukan dalam edisi online Injil Thomas. Temuan beberapa akademisi membuktikan kuat kepalsuannya.

Leo Depuydt, seorang Egyptologis di Universitas Brown membantah tesis King dalam edisi baru Harvard Theological Review. Dia mengatakan tidak ada hasil uji yang mengubah penilaiannya bahwa dokumen itu penipuan, kerja potong dan tempel zaman modern dengan beberapa kesalahan tata bahasa yang mencolok bahwa penutur asli dari Koptik tidak akan pernah melakukannya. Dia percaya pemalsu mungkin ingin menempatkan seputar isu-isu teologis modern seperti peran perempuan dan selibat dalam kekristenan.

King mulai memeriksa fragmen pada 2011 atas permintaan pemiliknya yang ingin tetap anonim. Sumbernya masih misterius. Pemilik mengatakan kepada King bahwa dia membelinya dan lima papirus lainnya pada 1999 dari seorang kolektor yang katanya diperoleh mereka pada 1960 di Jerman Timur. Disebutkan profesor Fecht telah memeriksa papirus dan berpikir itu bisa menjadi satu-satunya teks di mana Yesus berbicara tentang memiliki seorang istri.

Fragmen ini tampaknya dipotong dari tengah dokumen yang lebih besar. Fragmen itu hanya berisi delapan baris parsial, ditulis dengan kasar, salah satunya mengatakan,"Dan Yesus berkata kepada mereka, 'Istriku,'" Berikutnya mengatakan, "Dia akan dapat menjadi murid-Ku."

Baris pertama, menurut terjemahan King, mengatakan sebagian: "Ibuku memberiku kehidupan."

King percaya dokumen itu mungkin telah disalin dari teks Yunani jauh lebih awal. Mungkin disusun pada abad kedua. Dia melihatnya sebagai tambahan penting untuk mempelajari perkembangan agama Kristen karena menyebar melalui dunia Mediterania.

King mengatakan dalam wawancara pekan ini bahwa dia berpikir tentang makna dokumen itu telah berkembang sedikit. Dia awalnya berhipotesis itu perdebatan yang terpusat pada pemuridan, dan apakah menjadi seorang Kristen berarti menyerahkan sebuah keluarga untuk bergabung dengan keluarga rohani. Namun dalam penelitiannya tentang orang Kristen awal dia mengatakan apakah Yesus menikah atau tidak, dia mengakui pentingnya kontroversi Kristen awal tentang keuntungan spiritual selibat. Jika Yesus adalah selibat, apa orang Kristen yang menikah atau aktif secara seksual kurang manusia sepenuhnya, atau lebih kecil di mata Allah?

"Sekarang ketika saya datang kembali dan membaca fragmen, tampaknya masalah utama yang dibicarakan adalah bahwa Yesus menegaskan bahwa istri dan ibu dapat menjadi murid-Nya," kata King.

Artikel King di Harvard Theological Review sempat tertunda sekitar 15 bulan di tengah badai kritik dan menunggu hasil uji ilmiah. Artikelnya menjawab beberapa isu utama yang diangkat para kritikus.

Depuydt menyebutkan ada kemungkinan kesamaan sangat kecil antara Injil Thomas dan Injil Istri Yesus merupakan kebetulan. Namun, King menjawab bahwa hubungan dan beberapa tumpang tindih ini tidak mengherankan karena itu membahas topik-topik yang sama. Banyak teks kuno Kristen yang dapat diandalkan dan menanggapi satu sama lain.

Depuydt mengatakan kesalahan tata bahasa dilihatnya dalam teks yang tidak dapat dibuat pengguna bahasa Koptik. Satu baris, katanya, muncul terbaca, "Seorang pria jahat dia tidak membawa."

"Kamu tidak bisa memahaminya sebagai teks Koptik fasih," katanya. "Kemudian kamu mengetahui itu semua berasal dari Injil Thomas. Nah, kasus ditutup."

Harvard Theological Review seharusnya menerbitkan temuan King pada Januari 2013. King mengatakan butuh waktu lebih lama dari yang diharapkan untuk menyelesaikan pengujian , terutama karena dia tidak punya anggaran.

Uji penanggalan karbon papirus dilakukan Laboratorium Massa Akselerator Spektrometri Universitas Arizona. Laporan uji penanggalan karbon menyebutkan tanggal 400 sampai 200 tahun sebelum kelahiran Yesus . Para peneliti menyimpulkan bahwa hasilnya mungkin tidak dapat diandalkan karena ukuran sampel terlalu kecil.

Uji penanggalan karbon kedua dilakukan Noreen Tuross dari Harvard. Uji penanggalan karbon itu menyebutkan naskah fragmen papirus itu diperkirakan dari 741 Masehi. (bostonglobe.com)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home