Loading...
SAINS
Penulis: Putu Ayu Bertyna Lova 12:42 WIB | Sabtu, 13 April 2013

Beijing Melaporkan Kasus Pertama Flu Burung H7N9

Deputy Director of Beijing Municipal Bureau of Agriculture, Liu Yaqing (dok: Xinhua)

BEIJING, SATUHARAPAN.COM  - Seorang gadis berumur tujuh tahun terinfeksi virus flu burung varian baru H7N9. Ini adalah kasus pertama yang terjadi di ibukota Cina, yang dilaporkan oleh pemerintah setempat pada Sabtu (13/4).

Kasus ini dikonfimasikan setelah tes yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Cina atau Chinese Center for Disease Control and Prevention pada Sabtu pagi. Saat ini, gadis tersebut dirawat di Rumah Sakit Ditan Beijing, dan berada dalam kondisi yang stabil. Kata Biro Kesehatan Kota Beijing atau Beijing Municipal Health Bureau, seperti yang diberitakan kantor berita Xinhuanet. Dua orang yang telah melakukan kontak dengan anak tersebut, sampai saat ini dikabarkan tidak menunjukan gejala flu apapun. Seorang juru bicara mengatakan, ayah gadis itu melakukan usaha penjualan unggas hidup.

Dari sejumlah kasus baru flu burung H7N9 yang dilaporkan, 44 kasus terdapat di Cina. Dan 43 kasus  lainnya, terjadi di bagian timur negara tersebut. Menurut  Badan Kesehatan Nasional dan Komisi Keluarga Berencana atau National Health and Family Planning Commission,  kasus pertama yang dilaporkan, telah merenggut nyawa 11 orang.

Kasus ini berbeda dengan kasus flu burung yang pernah terjadi sebelumnya. Kasus flu burung yang pernah terjadi sebelumnya, dan yang sempat menimpa Indonesia juga adalah kasus flu burung dengan varian virus H5N1.

Di Asia Tenggara, flu burung H5N1 menyebar melalui jalur transportasi ataupun melalui peternakan unggas. Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan, minuman, dan sentuhan. Virus dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Bahan makanan yang didinginkan atau dibekukan dapat menyimpan virus. Namun, virus ini mati dalam suhu yang tinggi. Oleh karena itu bahan makanan harus dimasak sampai matang.

Tidak selamanya jika tertular virus akan menimbulkan sakit. Namun demikian, hal ini dapat membahayakan di kemudian hari karena virus selalu bermutasi sehingga memiliki potensi patogen pada suatu saat. Oleh karena itu, jika ditemukan hewan atau burung yang mati mendadak pemerintah akan membuat dugaan adanya flu burung.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home