Loading...
EKONOMI
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 05:44 WIB | Kamis, 07 Agustus 2014

BI: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen Masih Relevan

Pedagang ayam potong melayani pembeli di los daging Pasar Tradisional Angso Duo, Kota Jambi, Jambi, Selasa (5/8). Harga ayam potong di daerah itu berangsur normal dan cenderung bergerak turun setelah sebelumnya sempat melonjak mencapai Rp. 32 ribu per kilogram. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Bank Indonesia menilai asumsi pertumbuhan ekonomi 2014 sebesar 5,1 - 5,5 persen masih relevan kendati pertumbuhan ekonomi pada triwulan I dan triwulan II 2014 mengindikasikan perlambatan.

"Bank Indonesia melihat asumsi 5,1 - 5,5 persen masih relevan, kami masih berpegang pada asumsi tersebut," kata Kepala Grup Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs saat diskusi dengan wartawan di Jakarta, Rabu (6/8).

Pertumbuhan ekonomi triwulan II-2014 tercatat 5,12 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2014 sebesar 5,22 persen (yoy). 

"Kami mengharapkan pada triwulan III dan triwulan IV akan ada penguatan dari komponen-komponen pertumbuhan ekonomi itu sendiri sehingga secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi dapat lebih baik," ujar Peter.

Perlambatan pertumbuhan pada dua kuartal pertama 2014 sendiri disebabkan oleh kontraksi pertumbuhan ekspor yang terutama terjadi pada komoditas berbasis sumber daya alam. Sebagian ekspor barang tambang masih terhenti akibat kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah, sementara ekspor komoditas batu bara dan CPO menghadapi pelemahan permintaan. 

Dari sisi domestik, perlambatan pertumbuhan ekonomi terutama bersumber dari terkontraksinya belanja pemerintah dan kegiatan investasi nonbangunan. Penangguhan penyaluran dana bantuan sosial (Bansos) mengakibatkan turunnya belanja barang dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kontraksi konsumsi pemerintah. 

Sementara itu, pertumbuhan investasi nonbangunan yang negatif terutama disebabkan oleh investasi alat angkutan luar negeri yang masih kontraksi sejalan dengan kinerja ekspor tambang yang belum membaik.

Pertumbuhan ekonomi triwulan II 2014 ditopang oleh kinerja konsumsi rumah tangga yang masih kuat antara lain sebagai dampak dari pelaksanaan Pemilu, sebagaimana tercermin pada membaiknya kinerja industri makanan minuman dan industri kertas. Investasi bangunan juga masih tumbuh cukup baik. 

Sementara itu, impor yang menurun akibat moderasi permintaan domestik membantu mengurangi tekanan eksternal akibat penurunan ekspor. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home