Loading...
EKONOMI
Penulis: Prasasta Widiadi 07:15 WIB | Kamis, 09 April 2015

DPR Desak Rencana Merger Bank BUMN Dihidupkan Lagi

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – DPR berharap  merger (penggabungan) beberapa bank di bawah bendera “plat merah” (BUMN) dapat terwujud.

“Sekarang kalau kita lihat  rata-rata kondisi perbankan Singapura paling tidak punya aset 20 miliar dolar AS (Amerika Serikat), permodalan bank nasional saat ini sulit bersaing dengan bank-bank negara tetangga di kawasan ASEAN (Asia Tenggara). Jadi kalau (perbankan Indonesia) mau masuk Singapura paling tidak harus punya modal di sana sebesar Rp 20 triliun,” kata anggota Komisi XI DPR RI, Airlangga Hartarto, dalam rapat kerja dengan jajaran direksi PT. Bank Mandiri, Tbk yang berlangsung Rabu (8/4) di Ruang Komisi XI DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Jumlah bank di Indonesia yang demikian banyak ditengarai menjadi salah satu penyebab tertinggalnya industri perbankan di Indonesia dibanding negara tetangga.  Airlangga menambahkan  merger atau konsolidasi perbankan bertujuan untuk mengurangi jumlah bank itu sendiri.  Lembaga pemeringkat Standard & Poor's Ratings Services menilai jumlah bank di Indonesia harus segera dikurangi dalam jumlah bertahap selama sepuluh tahun. Perang likuiditas di industri perbankan di Indonesia tak akan berakhir jika entitas di sektor ini tak segera melakukan konsolidasi.

Airlangga menilai apabila berbagai aset perbankan yang dimiliki beberapa bank milik pemerintah digabungkan akan menjadi kekuatan perbankan yang mapan.

“Kalau Bank Mandiri, BRI, BNI total modalnya 21 triliun rupiah bisa menjadi peringkat keempat terbesar di ASEAN, tetapi kita tidak bisa padahal menurut Asean Good Corporate Governance Index perbankan yang dapat bersaing di Asia Tenggara ya paling tidak memliki aset 20 miliar dolar AS,” kata anggota Fraksi Golkar tersebut.

Dalam rapat kerja dengan Komisi XI, tamu yang diundang yakni Direktur Utama PT Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin, Ogi Prasetyono Operational Technology Bank Mandiri,  Heri Gunardi Head Deputy Consumer Banking Bank Mandiri, Kartini Selly Direktorat Commercial Banking Bank Mandiri, dan Kartiko Wirjoatmojo Kepala Divisi Strategy And Performance Bank Mandiri. 

Budi mengemukakan bahwa penggabungan beberapa bank BUMN dalam rangka memacu persaingan di tingkat negara-negara tetangga, salah satunya dengan merger, akan tetapi dia  mengeluhkan sulitnya melakukan merger antar-bank badan usaha milik negara (BUMN).

“Susah sekali kalau wacana merger ini dibawa ke tataran sosial dan juga politik,” kata Budi.  

Budi menceritakan karena saat BRI telah berhasil meningkatkan aset di bawah kepemimpinan terdahulu, Sofyan Basyir – sekarang Direktur Utama PT. PLN (Persero) – dia mewanti-wanti jangan sampai BRI dicaplok, atau dibeli bank asing.

Laki-laki yang semasa muda pernah bekerja di sebuah bank swasta Eropa, ABN Amro itu menambahkan dengan adanya bank BUMN yang besar maka pembiayaan untuk proyek-proyek yang dijalankan pemerintah akan menjadi lebih mudah dan efisien. Termasuk dalam mengelola obligasi negara yang diterbitkan pemerintah.

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home