Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 13:05 WIB | Kamis, 20 Maret 2014

Gereja Desak Pemerintah Nigeria Dialog dengan Boko Haram

Presiden Nigeria, Goodluck Jonathan dan serangan Boko Haram terhadap warga sipil. (Foto: Ist)

NIGERIA, SATUHARAPAN.COM – Meskipun para ulama di Negeria mendesak Presiden Goodluck Jonathan untuk menggunakan kekuatan militer negara menghadapi kelompok militan Islamis Boko Haram. Namun para pemimpin Kristen di sana meminta dilakukan negosiasi untuk mengakhiri  kekerasan dan terror.

Selama lima tahun, Nigeria dilanda serangan bom dan tembakan dari kelompok Islamis Nigeria, Boko Haram. Serangan mereka ditujukan pada gereja dan jemaatnya, dan meningkatkan kekhawatiran atas keamanan orang-orang Kristen di daerah mayoritas Muslim di negeri itu.

Seperti situasi serupa di Republik Afrika Tengah (CAR) serangan oleh milisi yang didominasi Islam, Seleka, telah memicu pembalasan kekerasan oleh milisi yang didominasi Kristen, anti Balaka.

Para pemimpin  Kristen di Nigeria terus bersikeras menggunakan jalur dialog dan anti kekerasan untuk mengakhiri krisis keamanan di negara itu.

Baru-baru ini, militan  Boko Haram membunuh warga Kristen dan Muslim di wilayah Borno, Yobe dan Adamawa. "Kami hidup dalam ketakutan terus-menerus dan ketegangan di sini, di Maiduguri," kata Pendeta John Bakeni, sekretaris Keuskupan Katolik Roma dari Maiduguri di Borno.

Pada hari Jumat (14/3) pekan lalu, pria bersenjata dari Fulani, sebuah komunitas etnis yang sebagian besar Muslim, menyerang desa-desa di negara bagian Kaduna di Nigeria tengah, membunuh lebih dari 100 orang.

Kelompok Fulani yang berpindah-pindah bersama ternak  milik mereka menghadapi konflik tanah yang cukup lama dengan pertanian yang dikelola komunitas Kristen, kata seorang pemimpin gereja.

Lembaga-lembaga kemanusiaan mengatakan serangan telah memaksa ratusan orang Kristen melarikan diri ke selatan dan negara tetangga Kamerun, Chad dan Niger. Human Rights Watch mengatakan lebih dari 300.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka sejak 2009.

Anti Barat

Boko Haram adalah nama yang berarti "pendidikan Barat adalah dosa" dalam bahasa etnis Hausa. Kelompok ini juga dikenal sebagai “Jama’at Ahl as-Sunnah lid-da’aw wal-Jihad” dalam bahasa Arab , atau "Jemaah Ahlul Sunnah dan Jihad."

Seorang ulama Muslim muda yang dikenal sebagai Mohammed Yusuf mendirikan kelompok ini di Borno sekitar tahun 2002. Kelompok ini menjadi terkenal pada tahun 2009, ketika Yusuf mengeluarkan video pada Jonathan menyerukan balas dendam setelah 17 pejuang kelompok ini meninggal dalam bentrokan dengan polisi. Yusuf meninggal pada tahun yang sama dalam tahanan polisi. Sejak itu, serangan oleh Boko Haram terus meningkat.

Didorong oleh pandangan bahwa non Muslim adalah kafir, para militan menyerang gereja, instalasi keamanan pemerintah dan lembaga lainnya. Pada tahun 2013, lebih dari 10.000 warga sipil meninggal.

"Nigeria sekarat seperti ayam," kata Pendeta Evaristus Bassey, direktur nasional Caritas Nigeria, dalam sebuah pernyataan pekan lalu.

Lebih dari 400 gereja telah diserang dan dihancurkan sejak kelompok ini terbentuk, menurut Northern Christian Elders Forum, yang mengadvokasi perdamaian di Nigeria. Sekitar 20 di  antara itu  adalah gereja Katolik Roma, kata Uskup Agung Oliver Dashe Doeme Maiduguri.

Para ekstremis melihat kekristenan sebagai identik dengan pendidikan Barat dan cara hidup Barat, kata Bakeni.

Kepentingan di Balik Agama

Namun belakangan para analis mempertanyakan komitmen kelompok ini untuk tujuannya sebelumnya menyatakan pelaksanaan penuh Syariat Islam  di seluruh Nigeria.

"Saya pikir mereka bersembunyi di balik agama untuk mendapatkan simpati dan pendapatan dari tindakan mereka," kata Bakeni. "Syariah tidak lagi dituntut. Apa yang kita saksikan sekarang adalah pembantaian dan pembunuhan orang tak bersalah, Kristen dan Muslim."

Kelompok ini juga ingin pembebasan semua anggota ditangkap dari penjara di seluruh negeri.

"Ketika Anda berdiri dan membunuh saudara, ini bukan agama," kata Uskup Agung Nemuel Babba, pemimpin Gereja Lutheran Kristus di Nigeria, mengatakan kepada Lutheran World Service Informasi dalam sebuah wawancara.

"Sebagai pemimpin agama, kita akan terus mengajak kelompok ini untuk datang dan berdialog tentang apa yang mereka inginkan, bukan menggunakan senjata. Kami akan berkhotbah dan menganjurkan perdamaian, karena kekerasan hanya mengarah pada kehancuran," kata dia.

Babba mendesak komunitas gereja global untuk menuntut pemerintah dan masyarakat internasional campur tangan menghentikan pembunuhan. "Kami ingin mendengar suara Kristen mendorong kami, mendukung kami dan memohon atas nama kami," kata dia. (religionnews.com)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home