Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 10:58 WIB | Kamis, 18 Agustus 2016

Gerombolan Tukang Tato Gelar Tattoo Merdeka #3

Ilustrasi poster Tattoo Merdeka #3 yang berlangsung di Jogja National Museum, Rabu (17/8) (Foto: Gerombolan Tukang Tato Yogyakarta)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Gerombolan Tukang Tato Yogyakarta menggelar Tattoo Merdeka #3 dengan tema "Negri Warna Warni". Acara memperingati hari Kemerdekaan RI ini digelar hari Rabu (17/8) di Jogja National Museum (JNM).

Acara yang berlangsung sehari diawali dengan upacara bendera memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-71 yang dipimpin oleh Andre Tanama, dosen pada  jurusan Seni Rupa ISI Yogyakarta yang juga seniman tattoo dilanjutkan dengan perang tato yang merupakan kompetisi di antara seniman tato diikuti oleh 62 peserta dari berbagai daerah di Indonesia.

Tattoo Merdeka #3 merupakan perhelatan yang ketiga, dimeriahkan dengan pasar rakyat dan kesenian rakyat yang menampilkan pagelaran tari dari Kridha Budaya di pelataran JNM, sementara di dalam gedung JNM selain perang tato dan tattoo charity digelar pameran Rontek Bergerak, pemutaran film dokumenter berjudul Bless This Mess yang menceritakan hubungan tato dengan kelamnya jeruji penjara.

Pada sesi tattoo charity dengan mendonasikan minimal Rp 250.000 per karya tato, hasil tattoo charity yang terkumpul dan donasi sukarela pengunjung selama acara akan didonasikan pada Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja untuk membantu anak-anak penderita kanker.

Tato tribal Nusantara

Pada Tattoo Merdeka #3 dalam sesi Tandur Tato, Ranu Khodir memperagakan teknik hand tapping dengan motif Indonesia dan nusantara. Tradisi tattoo (seni merajah tubuh) sudah lama tumbuh di beberapa suku di Indonesia.

"Di Indonesia, (bagi sebagian masyarakat) tato masih dianggap tabu meskipun sebenarnya Indonesia memiliki budaya seni rajah tubuh sejak lama. Perkembangan (tato) saat ini di kalangan kaum muda lebih pada fashion. Banyak generasi muda (Borneo) meninggalkan tato tribalnya dan beralih pada desain kontemporer. Ini masalah selera saja. Hanya banyak juga dari mereka kaget ketika tahu banyak orang luar negeri justru menggunakan tattoo tribal Borneo ataupun Mentawai di tubuhnya," kata Herjun Sasmita, koordinator publikasi  Tattoo Merdeka #3 kepada satuharapan.com Rabu (17/8).

Suku Mentawai memiliki tradisi mentato tubuhnya sendiri dengan motif-motif khusus yang disebut dengan istilah “Titi”. Diyakini tato Suku Mentawai adalah seni rajah tubuh tertua di dunia dan lebih tua dari tato Mesir.

Bagi masyarakat Dayak, merajah tubuh merupakan ritual tradisional yang erat kaitannya dengan peribadatan, keseniaan, pengayauan, serta sebagai penanda status sosial sekaligus identitas kelompok.

Sementara Suku Moi yang mendiami daerah di Kabupaten Sorong, Papua Barat menggunakan motif tato dalam bentuk geometris dan garis-garis melingkar dengan titik-titik segitiga kerucut atau tridiagonal. Suku Moi menggunakan bagian tubuh dada, pipi, kelopak mata, pinggul, serta punggung sebagai obyek tato.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home