Loading...
INDONESIA
Penulis: Kartika Virgianti 07:34 WIB | Jumat, 04 Juli 2014

Hamdi Muluk: Jangan Pilih Pemimpin Grandiose Seperti Hitler

Pakar Psikologi Politik dari Laboratorium Psikologi Politik UI, Prof. Dr. Hamdi Muluk. (Foto: Kartika Virgianti)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pakar Psikologi Politik dari Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia, Prof. Dr. Hamdi Muluk mengatakan kestabilan emosi (stability emotional) harus ada dalam diri pemimpin, dan tipe kepribadian yang grandiose (baca: grandios, Red) adalah yang tidak baik.

Grandiose adalah penilaian yang berlebihan atas diri, kekuasaan pengetahuan, mensejajarkan dirinya dengan tokoh hebat, dan merupakan orang yang berorientasi pada diri sendiri (self-centered).

Dalam kepemimpinan, kepribadian ini pada tingkat yang paling parah akan kehilangan empati sosial, contohnya Saddam Hussein (mantan Presiden Irak), Adolf Hitler (mantan pemimpin Jerman), Joseph Stalin (pemimpin Uni Soviet), Kim Jong Il (mantan pemimpin Korea Utara).

“Pemimpin yang grandiose biasanya hanya memikirkan power yang ke arah pencapaian dirinya, bukan yang sifatnya social-oriented. Ini bahayanya pemimpin grandiose. Jadi nanti kalau dia melakukan sesuatu, hanya untuk membuktikan bahwa ‘saya besar’,” kata Hamdi dalam acara Menakar Kepribadian Capres Cawapres: Kajian Psikologi Politik, di d'consulate, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (3/7).

Akan berbeda dengan pemimpin yang mempunyai empati sosial. Ia akan menanggalkan kekuasaan untuk membuat suatu kebijakan publik demi kepentingan rakyat banyak.

“Kadang-kadang jalan berlubang saja yang disalahkan presiden. Maka bayangkan jika seorang presiden tidak punya stability emotional yang bagus,” ungkap Hamdi.

Begitu besarnya ekspektasi publik terhadap presiden, maka presiden adalah jabatan yang gampang sekali dicaci maki orang banyak. Oleh karena itu kepribadian presiden tidak boleh pesimis, misalnya cepat marah jika dikritik.

“Siapa pemimpin yang menginspirasi atau siapa pemimpin yang grandiose? Kami para psikolog tentu tidak akan menunjukkan siapa namanya, karena mungkin media yang lebih tahu lantaran sudah sering bersentuhan dengan isu tersebut. Masyarakat pun pasti sudah punya penilaian sendiri,” tegasnya.  

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home