Loading...
INSPIRASI
Penulis: Priskila Prima Hevina 01:00 WIB | Senin, 29 Desember 2014

Happy Ending

Setiap orang pasti memiliki titik pahit dalam hidup, tetapi semua orang berhak atas happy ending.
Foto: istimewa

SATUHARAPAN.COM – Tahun 2014 hampir usai, dalam hitungan jari kita semua akan memasuki tahun yang baru. Pergantian tahun bukan sekadar hari biasa. Akhir tahun merupakan momen refleksi dan tahun baru menjadi momen resolusi. Apa saja yang sudah kita perbuat pada 2014 ini? Apa saja yang belum sempat kita kerjakan? Seperti kaleidoskop, mari mengambil waktu teduh untuk merunut 360-an hari ke belakang. Dua belas bulan berlalu, apakah tahun ini berakhir manis?

Saya adalah penggemar berat dongeng puteri cantik, mulai dari versi tradisional seperti Bawang Merah dan Bawang Putih hingga versi impor seperti Cinderella dan Snow White. Fairytale tersebut sukses menyihir saya untuk turut punya impian happy ending. Fairytale tersebut berhasil membuat saya yakin bahwa jika selama hidup kita bertindak sopan, lemah lembut, pemaaf, dan tetap punya daya upaya positif, maka pada akhirnya banyak kebaikan akan datang dengan sendirinya kepada kita.

Sebagian orang apatis berkomentar, ”Puteri cantik yang disiksa dan pangeran tampan yang baik hati hanya ada dalam cerita.” Sebagian orang sinis mengatakan bahwa hidup sesungguhnya jauh lebih rumit dibanding dengan dongeng. Sayangnya, mereka lupa bahwa kita tengah mengerjakan peran dari skenario Sang Sutradara Kehidupan.

Blue print-nya memang sudah pakem. Namun menurut saya, berdasarkan refleksi dari fairytale, happy ending atau sad ending ada di tangan kita sendiri. Coba bayangkan, jika Bawang Putih membalas dendam kepada Bawang Merah, atau jika Cinderella tak tahan atas perlakuan ibu tirinya lalu minggat dari rumah, tentu akhir cerita akan berubah. Kalau boleh sedikit curhat, pada tahun 2014 ini saya mengalami patah hati mendalam, pangeran impian justru kabur meninggalkan saya. Sempat sedih itu, tetapi saya harus bangkit, bukan? Atas dorongan banyak pihak, impian saya sejak kecil untuk menjadi penulis mulai terwujud. Saya menemukan happy ending untuk diri saya sendiri.

Tak hanya saya, saya yakin Anda pun mampu menciptakan happy ending. Setiap orang pasti memiliki titik pahit dalam hidup, tetapi semua orang berhak atas happy ending. Happy ending mungkin di luar perkiraan kita, seperti contoh pengalaman saya di atas. Happy ending bisa diusahakan, tetapi wujudnya apa, itu yang masih menjadi misteri dan pada saatnya tiba, ia tetap menjadi surprise.

Mengutip kata bijak yang pernah saya baca dari status Facebook kawan lama: ”Yang benar, selamanya akan menjadi selalu benar, meski pun tidak ada orang yang melakukannya. Sedangkan yang salah, selamanya akan menjadi salah, meski pun banyak orang yang melakukannya.”

Jadi sekarang, bila kita mengharapkan happy ending, kita tahu harus berbuat apa.

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home