Loading...
DUNIA
Penulis: Melki Pangaribuan 15:48 WIB | Minggu, 30 Agustus 2015

Hari Kedua Demo, Ribuan Warga Tuntut PM Malaysia Mundur

Hari Kedua Demo, Ribuan Warga Tuntut PM Malaysia Mundur
Para pemrotes memilih untuk menginap di jalan di Kuala Lumpur. (Foto-foto: bbc.com)
Hari Kedua Demo, Ribuan Warga Tuntut PM Malaysia Mundur
Sekelompok pemuda mengikuti demonstrasi hari kedua yang dimulai sejak Minggu (30/8) pagi.

KUALA LUMPUR, SATUHARAPAN.COM - Ribuan warga Malaysia diperkirakan akan mengelar protes untuk kedua kalinya di Kuala Lumpur mendesak Perdana Menteri Najib Razak untuk mundur menyusul skandal keuangan.

Seperti dilaporkan BBC, jumlah kerumunan massa berkurang pada malam hari, tetapi banyak yang memilih untuk menginap di jalanan dan bersiap untuk terlibat aksi protes hari kedua. Demonstrasi pada hari kedua ini, Minggu (30/8) dijadwalkan akan berlangsung sampai Minggu tengah malam.

Sehari sebelumnya, ribuan warga Malaysia mengenakan kaos kuning dan meniup terompet berkumpul di Kuala Lumpur hari Sabtu (29/8) untuk sebuah unjuk rasa besar-besaran. Orang banyak itu, sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita AP, tidak terpengaruh oleh kehadiran polisi setelah pihak berwenang menyatakan unjuk rasa tersebut tidak berizin.

Pemerintah Malaysia juga  memblokir situs penyelenggara unjuk rasa, yaitu kelompok Bersih, dan melarang pakaian serta logo berwarna kuning.

Najib telah berjuang untuk mempertahankan kedudukannya setelah dokumen yang bocor pada bulan Juli menunjukkan ia menerima sekitar $ 700 juta yang masuk ke rekening pribadinya dari entitas terkait dengan perusahaan milik negara, 1MDB, yang dililit utang. Dia mengatakan uang itu merupakan sumbangan dari Timur Tengah.

Najib telah memecat wakilnya dan empat anggota kabinet lainnya yang menentangnya, serta Jaksa Agung yang mencoba menyelidiki kasus tersebut.

Para pengunjuk rasa berharap untuk memicu gerakan rakyat untuk memaksa Najib jatuh. Tetapi, sebagaimana dilansir oleh Reuters, analis politik percaya Najib akan lolos dan dapat mempertahankan kekuasaan.

Keamanan diperketat sebelum unjuk rasa dan akses ke tempat di mana para pengunjuk rasa berencana untuk berkumpul, diblokir.

Sebuah portal berita, pada hari Jumat  menyatakan militer mungkin ikut campur jika orang banyak turun ke jalan dan keadaan darurat diumumkan. Seorang juru bicara militer menolak untuk mengomentari laporan tersebut.

Gerakan anti-korupsi internasional, Transparency International, menyerukan kepada pemerintah Malaysia untuk menghormati hak warga negara untuk melakukan unjuk rasa damai tanpa takut akan pembalasan.

Pemerintah "harus mendengarkan keprihatinan rakyatnya", kata kepala organisasi itu, Jose Ugaz.

Para pengamat mengatakan gerakan Bersih tidak mungkin  menginspirasi dukungan masyarakat luas karena tidak memiliki kepemimpinan yang kuat.

"Unjuk rasa akan dicatat sebagai protes besar. Tapi dalam hal perubahan yang sebenarnya, saya tidak berpikir apa-apa yang akan terjadi segera," kata Wan Saiful Wan Jan, chief executive Institute for Democracy and Economic Affairs.

Ibrahim Suffian, direktur jajak pendapat independen Merdeka Center, mengatakan ketidakpuasan terhadap Najib, yang mulai menjabat pada tahun 2009, terkonsentrasi di daerah perkotaan. Sedangkan survei nasional bulan ini oleh kelompoknya menunjukkan mayoritas responden menentang unjuk rasa.

Lembaga anti-korupsi Malaysia mengatakan dana yang dibayarkan ke rekening Najib adalah sumbangan dari Timur Tengah, yang masuk sebelum pemilihan 2013, tapi identitas donor belum terungkap.

Najib, 62, telah membantah melakukan kesalahan dan mengatakan dia tidak mengambil uang untuk kepentingan pribadi. Pada saat yang sama ia memperkuat cengkeramannya pada kekuasaan melalui serangkaian langkah untuk menyingkirkan penentangnya.

Selain memecat sejumlah menterinya, ia juga membekukan  dua surat kabar dan memblokir akses ke situs yang telah melaporkan kasus 1MDB.

Najib mempertahankan dukungan yang signifikan dari koalisi Barisan Nasional yang berkuasa dan dari dalam partainya, Organisasi Nasional Melayu Bersatu.

Koalisi, yang berkuasa sejak tahun 1957, kehilangan suara populer untuk pertama kalinya pada tahun 2013 dikalahkan oleh aliansi oposisi yang terpecah tahun ini.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home