Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 10:59 WIB | Minggu, 24 Mei 2020

Khatib: Di Tengah Pandemi, Tingkatkan Empati Terhadap Sesama

Suasana Shalat Idul Fitri di Banda Aceh, hari Minggu (24/5). (Foto: Antara)

BANDA ACEH, SATUHARAPAN.COM-Khatib shalat Idul Fitri 1441 Hijriah di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Provinsi Aceh, Prof Dr Al Yasa' Abubakar, mengajak masyarakat meningkatkan empati terhadap sesama di tengah pandemi COVID-19 yang sedang terjadi sekarang ini.

"Pandemi COVID-19 ini merupakan cobaan. Kita sedang diuji untuk menuju golongan yang dipuji, apakah kita mampu meningkatkan kepedulian dan empati terhadap mereka yang terdampak COVID-19," katanya di Banda Aceh, Ahad.

Sementara itu shalat Idul Fitri yang diikuti ribuan warga Banda Aceh dan sekitarnya di Masjid Raya Baiturrahman, itu berlangsung khidmat yang dipimpin Imam shalat Tgk H Munawir Darwis.

Dalam shalat tersebut, terlihat sebagian kecil jamaah tidak mengenakan masker. Padahal, sebelumnya setiap jamaah yang ingin shalat di masjid tersebut diharuskan memakai masker guna mencegah penyebaran COVID-19.

Shalat id di masjid raya tersebut juga tidak menerapkan "physical distancing" seperti yang dianjurkan pemerintah dalam mencegah penyebaran COVID-19.

Ketika Pandemi Dituntut Lebih

Al Yasa' Abubakar mengatakan orang yang melaksanakan shalat dan mengakui bahwa harta merupakan bagian milik orang lain yang membutuhkannya. Ia mengatakan pada masa pandemi COVID-19 sekarang, semuanya diuji, apakah masuk dalam golongan dipuji atau yang dicela. Kunci masuk dalam golongan dipuji adalah meningkatkan empati kepada sesama.

"Islam sangat jelas mendorong kita untuk selalu peduli kepada sesama. Kehadiran kita hendaknya selalu bermanfaat bagi sesama. Banyak hadits yang minta agar keberadaan kita di suatu tempat dalam kondisi bagaimana pun, selalu bermanfaat bagi masyarakat," katanya.

Ia menambahkan jika dalam kondisi normal saja dituntut menumbuhkan kepedulian di setiap saat, apalagi suasana keprihatinan sekarang ini dampak pandemi COVID-19, tentu kepedulian lebih meningkat lagi.

"Pandemi ini membuat banyak orang kehilangan mata pencahariannya. Mungkin kita merasa sulit, tetapi ada yang lebih sulit dan susah lagi dari kita. Semua ini menjadi ujian bagi kita semua. Apakah puasa dan ibadah lainnya yang kita jalankan mampu membuka mata hati kita," katanya.

Ia menyebutkan pandemi COVID-19 tidak hanya membawa bencana kesehatan, tetapi ikut memengaruhi semua bidang kehidupan. Termasuk pengamalan ibadah berjamaah. Bahkan, ibadah haji pun belum tentu dilaksanakan.

"Pengaruh ekonomi dampak COVID-19 ini telah terasa berat. Karena itu, mari dicegah dengan mengikuti protokol kesehatan seperti yang dianjurkan pemerintah. Termasuk meningkatkan solidaritas sosial membantu sesama yang terdampak COVID-19," demikian Al Yasa' Abubakar. (Antara)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home