Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 07:42 WIB | Sabtu, 19 November 2016

Koleksi Museum LAI, Kinnor Alat Musik dalam Alkitab

Replika kinnor, alat musik yang terdapat di Alkitab yang menjadi koleksi Museum Lembaga Alkitab Indonesia. (Foto: Prasasta Widiadi)

SATUHARAPAN.COM – Bermusik sudah dilakukan orang sejak zaman dulu, seiring kehidupan manusia seperti dapat kita baca jika membuka-buka Alkitab. Musik adalah lantunan lagu yang dihasilkan dari instrumen, dan musik mengalami perkembangan selaras zamannya.

Dalam kesempatan kali ini, satuharapan.com mengajak melihat salah satu replika alat musik bersenar yang dimiliki Museum Lembaga Alkitab Indonesia, yakni kinnor atau kecapi.

Kecapi seukuran komputer jinjing tersebut memiliki sepuluh senar. Susunannya tidak sama. Senar paling kiri dan paling kanan memiliki jarak sama, sementara terlihat senar kedua dan kesembilan terlihat memiliki ukuran sedikit lebih panjang. Sama seperti alat musik petik yang lazim dikenal masyarakat, kinnor memiliki bagian atas yang digunakan pemusik untuk melakukan penyesuaian nada.

Di samping kanan dan kiri tempat penyesuaian nada tersebut diapit kayu yang melengkung dengan warna sawo matang, sementara dudukan kayu tempat penyesuaian nada berwarna cokelat gelap. Satu hal yang paling mencirikan yakni bintang yang terdapat di ruang resonansi yang berfungsi agar kinnor dapat bersuara lebih nyaring.

Dalam keterangan yang terdapat di samping diorama tersebut, kinnor adalah alat musik bertali dan yang pertama disebut di dalam Alkitab, di Kejadian 4:21, yang berbunyi: ”Saudaranya adalah Yubal, nenek moyang dari semua orang yang memainkan kecapi dan seruling.”

Kutipan tersebut merupakan bagian dari perikop yang berjudul “Keturunan Kain, Set, dan Enos.” Dalam perikop tersebut Yubal merupakan saudara dari Jabal dan saudara tiri dari Tubal dan Kain dan Naamah.

Mengutip jw.org, terdapat beberapa alat musik antara lain alat musik bersenar, misalnya harpa, lira, dan kecapi, sedangkan alat musik tiup, misalnya tanduk atau syofar, terompet, dan seruling yang disukai banyak orang. Selain itu ada juga alat musik perkusi, misalnya rebana, kelentung, simbal, dan giring-giring.

Pelukis Kristian Zahrtmann pernah melukis Yubal yang sedang memainkan alat musik, di samping istrinya sedang menyusui bayi.   

Kecapi tersebut bentuk dan jumlah talinya berbeda-beda, tetapi semua jenis kecapi menghasilkan bunyi seperti yang digambarkan di Yesaya 23:16, “Ambillah kecapimu, berjalanlah di sekitar kota, hai pelacur dilupakan. Petiklah baik-baik, nyanyikanlah banyak lagu supaya kamu diingat.” Kutipan tersebut merupakan bagian dari perikop yang berjudul “Ucapan Ilahi terhadap Tirus dan Sidon”

Seperti tertuang dalam Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini pada 2 Samuel 6:5, alat musik ini merupakan bagian dari perikop yang berjudul “Peti Perjanjian Dibawa ke Yerusalem”. Dalam kutipan tersebut Daud dan seluruh bangsa Israel menari-nari dengan iringan beberapa alat musik.  

Selain Daud, tokoh Alkitab lain yang menggunakan alat musik ini yakni Salomo yang menggunakan kayu cendana, seperti terdapat dalam 1 Raja 10:12 untuk membuat kecapi dan gambus bagi para penyanyi di Bait Suci.  

Kecapi Salomo untuk Bait Suci terbuat dari kayu cendana dan kerangkanya dilengkapi elektrum logam atau batu ambar. Iringan musik diperdengarkan dalam keadaan gembira dan biasanya diikuti tarian. 

Hal itu tertuang dalam Mazmur (Mzm) 150: 1-6. Perikop tersebut berjudul “Pujilah Tuhan”, yang menarik adalah perikop itu sangat sederhana karena manusia menggunakan berbagai alat musik untuk memuliakan Tuhan. Tidak hanya kecapi, namun dengan alat musik lain yakni terompet, gambus, dan kecapi (Mzm 150:3), rebana, seruling (Mzm 150:4), ceracap, dan canang (Mzm 150:5).

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home