Loading...
SAINS
Penulis: Reporter Satuharapan 22:22 WIB | Sabtu, 01 April 2017

Longsor di Ponorogo 1 Meninggal, 26 Orang Hilang

Longsor di Ponorogo 1 Meninggal, 26 Orang Hilang
Tim SAR gabungan dari Koramil, Polsek Pulung, Tagana, BPBD Ponorogo, Dinas Kesehatan dibantu relawan dan masyarakat setempat terus melakukan evakuasi korban bencana longsor tebing setinggi 100 meter yang longsor pada hari Sabtu (1/4) pukul 08.00 WIB. (Foto-foto: Dok. BNPB)
Longsor di Ponorogo 1 Meninggal, 26 Orang Hilang
Dari peta rawan longsor, Desa Banaran merupakan daerah bahaya tinggi longsor.

PONOROGO, SATUHARAPAN.COM - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan Tim SAR gabungan berhasil menemukan satu korban jiwa dalam kondisi meninggal dunia di Dusun Tangkil Desa Banaran Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa Timur, hari Sabtu (1/4).

Tim SAR gabungan dari Koramil, Polsek Pulung, Tagana, BPBD Ponorogo, Dinas Kesehatan dibantu relawan dan masyarakat setempat terus melakukan evakuasi korban bencana longsor tebing setinggi 100 meter yang longsor pada hari Sabtu (1/4) pukul 08.00 WIB. 

“Diperkirakan 26 orang masih tertimbun longsor. Material longsoran memanjang dari bukit sekitar 800 meter, dan tinggi sekitar 20 meter. 23 rumah terdampak oleh longsor, ada yang tertimbun, rusak berat dan sebagian rusak,” kata Sutopo dalam siaran persnya, hari Sabtu (1/4) sore.

Sutopo mengatakan, kronologi kejadian longsor ditandai oleh bunyi gemuruh pada pukul 07.30 WIB. Sebagian masyarakat terdampak menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman.

Kemudian pada pukul 08.00 WIB bencana longsor terjadi disertai dengan suara gemuruh menerjang dua RT yaiti RT 02 dan 03/RW 01 yang terdiri dari 23 rumah penduduk dan ladang masyarakat dengan jumlah jiwa sekitar 50 orang.

“Sebagian masyarakat berhasil menyelamatkan diri. 17 orang luka-luka dan dirawat di Puskesmas Pulung,” katanya. 

Menurut keterangan warga dan BPBD Ponorogo masih ada sekitar 22 orang jiwa dan 15 orang pekerja panen Jahe yang tertimbun tanah longsor. Satu korban berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan diperkirakan 26 korban masih dicari.

Sejumlah hewan ternak milik masyarakat diperkirakan ikut tertimbun material longsor.

Tanda-tanda longsor sudah diketahui masyarakat sejak 20 hari yang lalu. Hujan deras menyebabkan munculnya retakan-retakan di perbukitan.

Dari peta rawan longsor, Desa Banaran merupakan daerah bahaya tinggi longsor. Sejak adanya tanda-tanda longsor masyarakat mengungsi sementara pada malam hari. Sementara pada siang hari warga kembali ke rumah melakukan aktivitas sehari-hari.

Pada hari Jumat (31/3) malam terjadi hujan lebat namun tidak terjadi longsor. Pada Sabtu pagi masyarakat kembali ke rumah terjadi longsor.

“BPBD dan aparat telah memberikan arahan kepada masyarakat untuk menjauh dari lokasi longsor mengingat kondisi tanah masih labil, dan kemungkinan bisa terjadi longsor susulan,” katanya.

Sutopo mengatakan, pada pukul 16.00 WIB, Tim SAR gabungan menghentikan pencarian korban karena hujan. Kondisi cuaca dan medan yang labil dikhawatirkan dapat menimbulkan longsor susulan.

Sementara itu Tim Reaksi Cepat BNPB bersama BPBD Provinsi Jawa Timur membantu penanganan darurat. 

“Kebutuhan mendesak adalah alat berat. Namun akses jalan menuju lokasi jalannya sempit dan sulit,” katanya.

 

Editor : Melki Pangaribuan


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home