Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 11:36 WIB | Senin, 07 April 2014

LWF di Myanmar, Bantuan Terhenti Karena Ancaman Keselamatan

Staf LWF di Rakhine, Myanmar. (Foto: LWI)

YANGON, SATUHARAPAN.COM - Lutheran World Federation (LWF / Federasi  Gereja Lutheran Dunia) sangat mengkhawatirkan keselamatan dan keamanan masyarakat yang dilayaninya serta staf  yang bekerja di seluruh negara bagian Rakhine, Myanmar bagianbarat. Hal itu terkait dihentikannya kegiatannya menyusul pecahnya kekerasan terhadap lembaga-lembaga kemanusiaan di sana.

Dalam kerusuhan, massa menargetkan organisasi internasional di Sittwe (ibu kota negara bagian Rakhine) pada 26 dan 27 Maret lalu. Mereka menyerang tempat  14 organisasi kemanusiaan, termasuk LWF. Mereka mengobrak-abrik kantor, gudang dan tempat tinggal, serta peralatan mereka hancur, termasuk furnitur dan dokumen.

Program LWF Myanmar mengevakuasi staf nasional dan internasional mereka dari Sittwe ke Yangon. Semua karyawan sejuah ini aman. Namunmereka khawatir keadaan masyarakat setelah  penghentian sementara operasi  di sekitar Sittwe. Mereka yang menerima dampak akibat krisis akan menghadapai situiasi makin rentan.

"Kekerasan massa ini terkait dengan berlarut-larutnya ketegangan komunal yang rumit. Oleh karena itu, kami tetap sangat khawatir tentang keselamatan dan keamanan anggota staf kami, serta akses IDP (internal displaced persons atau pengungsi internal) pada tempat layanan kemanusiaan, " kata David Mueller, wakil regional LWF di Myanmar.

Mueller mengatakan bahwa  LWF berkomitmen untuk kembali bekerja dalam program koordinasi dan manajemen kamp, pendidikan, keselamatan, dukungan psikososial untuk 18.000 pengungsi di empat kamp Muslim dan 4.000 lain di dua kamp Rakhine di Sittwe.

"Kami akan kembali secepatnya  setelak situasi keselamatan dan keamanan pekerja bantuan dipulihkan," kata dia menambahkan. Dia mencatat bahwa pemerintah telah memberlakukan undang jam lama mulai pukul  18:00-06:00 di kota dan telah membentuk sebuah komisi penyelidikan.

Masalah Pendidikan

Terhentinya bantuan akan berdampak pada pendidikan bagi lebih 7.200 anak. Program pengembangan anak usia dini untuk 1.500 juga akan tertunda. Demikian pula 3.000 anak sekolah dasar yang berusia enam sampai sepuluh, akan  kehilangan kesempatan mengikuti ujian penting yang memungkinkan mereka untuk melanjutkan melalui departemen sistem pendidikan. Selain itu, sekitar 2.000 anak akan kehilangan kesempatan untuk memulai pendidikan dasar mereka.

Pendidikan non  formal yang dibantu LWF disediakan untuk 700 siswa berusia 11 sampai 17 tahun, atau mereka yang tidak pernah bersekolah atau putus awal, juga akan tertunda. Pembangunan fasilitas belajar tambahan yang dijadwalkan akan dimulai pada bulan April juga telah terganggu.

Program Dukungan Psikososial

Akibat penghentian kegiatan juga akan berdampak secara signifikan  pada program perlindungan selama ini belum dilayani secara memadai,  termasuk perlindungan dan dukungan psikososial kepada lebih dari 1.900 orang yang terdiri dari kelompok-kelompok marginal, kaum perempuan dan anak perempuan, orang tua, orang-orang cacat, orang tua tunggal, serta anak-anak di pengungsi  di sejumlahkamp.

Menejemen Kamp

Pemantauan pelayanan dasar untuk kamp pengungsi juga terganggu. Hal ini berarti air, sanitasi dan kesehatan,  dan layanan lainnya akan sangat terpengaruh karena kurangnya akses terhadap informasi. Ada risiko terhadap pasokan pangan, karena distribusi baru bisa pada pekan ketiga April.

Mueller menggarisbawahi bahwa "LWF akan memantau semua sektor di kamp-kamp dan tetap berhubungan erat dengan para pemimpin kelompok dan sektor, serta anggota untuk terus mencoba memberikan layanan sesegera mungkin."

Departemen Pelayanan Dunia, LWF dimulai di Myanmar pada tahun 2008, dan memasuki negara bagian Rakhine pada tahun 2012. Program itu bekerja dengan pemerintah untuk mendukung masyarakat yang rentan dengan inisiatif untuk meningkatkan ketahanan pangan, mata pencaharian, kesehatan, dan pengurangan risiko bencana melalui pemberdayaan yang berbasis hak asasi manusia.

LWF terus kerjasama erat dengan Pemerintah Republik Uni Myanmar, dengan pembawa tugas utama untuk melindungi, menghormati dan memenuhi hak-hak rakyat. (LWI)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home